KedaiPena.Com – Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tapteng Ngadiman KS meminta pihak Kepolisian Resort Tapanuli Tengah untuk mengumpulkan para pengusaha Pondok Sewa.
Permintaan itu terkait kerapnya lokasi pemondokan-pemondokan dijadikan sebagai tempat bermaksiat. Bukan itu saja, pondok sewa yang berada di kawasan Sibuluan, baru-baru ini disebut-sebut sebagai lokasi terjadinya dugaan kekerasan seksual terhadap anak dengan korban remaja 14 tahun, LH hingga hamil 3 bulan.
“Jadi harapan saya tadi sama Polres, tolonglah dikumpul dulu pengusaha-pengusaha ini dan kita berdiskusi, mau jadi apalah bangsa kita ini. Mau kita jadikan apa Tapteng ini, kan gitu. Supaya kita bisa cerita dari hati-kehati,†pinta Ngadiman saat dihubungi wartawan melalui seluler, Selasa (31/5).
Sebelumnya, Ngadiman dengan tegas menyatakan menolak usaha-usaha penyewaan pondok itu. Menurut ia, penertiban pondok-pondok di wilayah Tapteng telah beberapa kali dilakukan. Namun, agaknya tak membuat efek jera kepada para pengusaha. Pondok-pondok maksiat itu kembali berdiri.
“Sudah bolak-balek ditertipkan, tumbuh lagi. Jadi saran saya tadi supaya di undang pengusahanya, kita kan nggak pernah ketemu, kita runtuhkan pun pondoknya, besok bangkit lagi,â€paparnya.
Lebih jauh Ngadiman menuturkan, permintaan untuk mengumpulkan para pengusaha pondok itu juga mengingat dalam waktu dekat akan masuk pada bulan suci Ramadhan.
“Mudah-mudahan dalam waktu dekat sebelum Ramadhan ini, bisa dikumpulkan, dan bisa kita berikan pencerahan kepada pengusaha ini, apa nggak ada usaha yang lebih baik daripada ini?†pungkasnya.
(Dom)