KedaiPena.Com– Para kontestan politik dalam hal ini capres-cawapres, caleg DPR RI, DPRD Provinsi, Kabupaten/Kota hingga DPD RI diminta untuk menyambut minggu tenang dari tanggal 11-13 Februari 2024 dengan kondusif. Permintaan tersebut disampaikan langsung Ketua MPR RI Bambang Soesatyo usai berakhirnya masa kampanye terbuka pada Sabtu 10 Februari 2024.
“Mari kita jaga agar selama masa tenang, pencoblosan, hingga selesainya rekapitulasi suara dan penetapan pemenang, kondisi kebangsaan masih dalam keadaan kondusif,” ujar Bamsoet, Minggu,(11/2/2024).
Ketua DPR RI ke-20 dan mantan Ketua Komisi III DPR RI bidang Hukum, HAM, dan Keamanan ini menjelaskan, setelah beberapa bulan berkutat dalam kampanye, menjelaskan visi, misi, program kerja, dan berbagai hal lainnya kepada masyarakat, mulai hari ini para kontestan politik untuk cooling down.
Saat masa tenang, kata dia, para kontestan politik turut memberikan kesempatan kepada rakyat untuk berfikir dengan jernih dalam menentukan pilihannya. Ia meminta tak ada intervensi oleh kampanye di luar jadwal apalagi dengan menggunakan politik uang.
“Masyarakat harus bisa menjadi pemilih cerdas. Jangan jual masa depan bangsa hanya karena Rp 50 ribu atau Rp 100 ribu. Karena jika memilih pemimpin hanya karena uang, resikonya akan mudah ditinggalkan. Dengan menjadi pemilih cerdas, kita bisa menyelamatkan Demokrasi Pancasila agar tidak terjebak dalam demokrasi angka-angka yang menjurus kepada demokrasi komersialisasi dan kapitalisasi, dan berujung kepada oligarki,” jelas Bamsoet
Legislator Dapil 7 Jawa Tengah meliputi Kabupaten Purbalingga, Banjarnegara, dan Kebumen serta Kepala Badan Polhukam KADIN Indonesia ini menerangkan, TNI – Polri juga harus tetap waspada.
Dibalik harapan dan upaya mewujudkan Pemilu yang damai, berbagai potensi upaya mengganggu jalannya Pemilu masih tetap ada.
Khususnya terkait potensi ancaman terorisme. Berkaca pada Pemilu 2019 lalu, setidaknya ada 6 aksi serangan teror, peristiwa tersebut tidak boleh terjadi di Pemilu 2024.
“Kini ditambah kondisi Pemilu, semakin membuat teroris dengan mudah memiliki celah dalam melancarkan aksinya. Pembelahan yang terjadi pada Pemilu 2019 lalu dengan terminologi Cebong, Kampret, dan Kadrun, tidak boleh terjadi lagi pada Pemilu 2024. Sejarah membuktikan, karena kuatnya ikatan kebangsaan, hingga hari ini Indonesia masih tegak berdiri. Namun kita juga tidak boleh terlena, karenanya kewaspadaan harus tetap dikedepankan,” pungkas Bamsoet.
Laporan: Sabilillah