KedaiPena.com – Semakin jelasnya perubahan iklim di Bumi, memastikan bahwa transisi energi sudah menjadi suatu keharusan. Untuk kasus di Indonesia, jika diasumsikan pertumbuhan ekonomi di atas lima persen setiap tahunnya, maka pengembangan transisi energi menjadi solusi untuk mengurangi pembiayaan bahan bakar fosil, selain untuk menurunkan tingkat emisi.
Ketua Umum KADIN Indonesia Arsjad Rasjid menyatakan bahwa transisi energi tidak akan menghentikan potensi keuntungan perusahaan.
“Justru, langkah perusahaan yang beralih ke energi bersih akan membuat nilai lebih bagi brand dan konsumen menjadi lebih percaya serta memberikan nilai positif karena melihat komitmen pelaku bisnis bagi dunia yang lebih lestari,” kata Arsjad, ditulis Jumat (24/6/2022).
Dan untuk memastikan capaian Net Zero Emissions, ia menyebutkan perlu adanya kolaborasi dari pelaku usaha untuk memastikan pengurangan emisi karbon yang signifikan dan transisi yang progresif dari energi penyumbang karbon menjadi energi yang ramah lingkungan, lebih hijau dan berkelanjutan.
“Dialog bisnis menekankan pada urgensi dan kerja tim. Saat ini dunia menuntut masa depan yang lebih berkelanjutan dan kolaborasi semua pelaku bisnis untuk mengadopsi kebijakan zero emisi dan transisi energi hijau demi masa depan generasi mendatang,” ucapnya.
Senada, Ketua Penyelenggara B20 Indonesia Shinta Kamdani menyatakan transisi energi harus memberikan manfaat, bukan menjadi suatu beban.
“Transisi energi harus dipersiapkan dengan matang termasuk juga melakukan mitigasi biaya-biaya yang dibutuhkan, serta dampak yang dapat ditimbulkan,” kata Shinta.
Dan ia menyatakan pula karena pembiayaan transisi ini nilainya besar, dibutuhkan dukungan dari negara-negara G20 yang merupakan negara berkontribusi 80 persen perekonomian dunia.
“Ada beberapa prioritas utama yang mesti dikedepankan dalam transisi energi ini, seperti aksesibilitas, teknologi dan pendanaan. Ini membutuhkan dukungan Negara G20,” ujarnya.
Shinta mengatakan, sejumlah pelaku usaha lintas sektor berkomitmen untuk mengubah perilaku usaha sebagai dukungan terhadap transisi energi di Indonesia.
“Hal tersebut dilakukan untuk mendukung target pemerintah dalam mencapai nol emisi karbon pada 2060 dan perlu adaptasi untuk terus memperpanjang umur industri kelistrikan dengan mengedepankan energi baru dan terbarukan (EBT) secara bertahap,” pungkasnya.
Laporan: Ranny Supusepa