KedaiPena.Com – Ketua DPR RI, Ade Komarudin, menyesalkan kasus pemukulan terhadap penjaga warnet oleh seorang oknum kepolisian di Medan, Sumatera Utara.
“Polisinya kan sebenarnya mau bersihkan warnet dari anak sekolah yang bolos. Tapi, memang tindakan pemukulan terhadap penjaga warnet tersebut tidak boleh dibenarkan,” ujarnya di Jakarta, Senin (8/8).
Menurut politikus Golkar ini, sepatutnya masalah tersebut diselesaikan dengan dialog.
“Kita tidak setuju anak anak dibiarkan main di warnet pada jam sekolah dan kita juga tidak suka polisi yang menindak dengan kekerasan,” jelasnya.
Disisi lain, kata Akom, sapaannya, ketua RT peran ketua RT setempat dan orang tua berperan memberikan disiplin terhadap anak dan pelaku usaha warnet di lingkungannya.
Misalnya, ketua RT berkoordinasi dengan orang tua setempat untuk menyatakan keberatan warnet dibuka untuk anak-anak sekolah di jam-jam sekolah.
“Pengaturan seperti itu tidak harus selalu formal. Tapi, dengan membangun komunikasi antara warga dengan para pemilik warnet. Kalau tidak diindahkan, baru bisa koordinasi dengan pihak keamanan dan pemberi izin usaha,” usulnya.
Akom menambahkan, sebaiknya kepala daerah membuat regulasi agar warnet dikelola menjadi wadah komunikasi dan edukasi yang lebih baik, bukan sekadar tempat bermain permainan dalam jaringan (game online) semata.
“Untuk kepala kepala daerah yang mengurusi wilayah perkotaan, saya mengimbau dibuatkan program-program edukasi yang menarik minat anak dan remaja yang menggunakan internet,” sarannya.
Sedangkan kepada aparat, dia mengingatkan kepolisian di daerah mengedukasi anak buahnya agar lebih humanis. Pendekatan penertiban masyarakat harus bernuansa pendispilinan ketimbang penghukuman.
“Coba kalau apel pagi itu anak anak buah diingatkan, bahwa polisi adalah bagian dari masyarakat sipil yang bertugas menjaga keteriban dan kemanan bersama,” tutup Akom.
(apit/tah)