KedaiPena.Com – DKPP RI menggelar acara Peluncuran dan bedah buku karya Ketua DKPP, Prof. Muhammad berjudul ‘Etika & Pemilu Demokratis’ pada Sabtu (19/12/2020) di Redtop Hotel and Convention Centre, Jakarta pukul 08.30 WIB.
Hal inilah yang melatarbelakangi penulisan buku ‘Etika & Pemilu Demokratis’, lantaran Muhammad, mencoba agar hukum dan etika tidak dipertentangkan tetapi justru harus dikuatkan, disinergikan serta dipadukan untuk melahirkan sebuah pemilu atau pilkada yang demokratis.
Menurut Muhammad, Indonesia tidak kekurangan ahli tata kelola pemilu. Sebelumnya ketika lembaga KPU dan Bawaslu sudah independen, sudah mulai ada upaya untuk menghadirkan produk SDM penyelenggara pemilu yang baik, SDM penyelenggara yang aspek kemandiriannya benar-benar menjadi pertama dan utama.
Hal ini ternyata masih belum cukup. Data putusan DKPP mengkonfirmasi, penyelenggara yang hanya mengandalkan kemampuan tata kelola pemilu ternyata tidak sedikit kasus di mana keahliannya itu justru digunakan untuk mengubah hasil pemilu.
“Ini ahli juga, ahli mengubah hasil pemilu. Sayang sekali keahlian, pengalaman, dan durasi selama dia mengabdi sebagai penyelenggara, tahu mana lubang-lubangnya justru digunakan untuk melakukan manipulasi perolehan suara. Terjadilah kongkalikong, kedap kedip mata dengan peserta atau partai politik,” urainya.
Tugas mulia KPU, Bawaslu, DKPP, dan masyarakat sipil tugasnya adalah memastikan siapa warga negara yang mayoritas dipilih oleh rakyat di kotak suara harus dikawal secara berjenjang sebagai pemilik kursi atau pemenang pemilu.
“Tapi fakta membuktikan ternyata ada orang yang menang di TPS, berubah direkap kecamatan, berubah lagi di kabupaten, berubah lagi saat dilantik. Oleh karena itu, sekali lagi saya mencoba menulis supaya keduanya ini jangan dipertentangkan tetapi justru harus dikuatkan, disinergikan, dipadukan untuk melahirkan sebuah pemilu atau pilkada yang demokratis,” pungkasnya.
Laporan: Muhammad Hafidh