KedaiPena.Com – Beberapa kejadian yang berlatar SARA di daerah terutama kasus Tanjung Balai dapat diartikan sebagai response terhadap langkah politik Reshuffle Kabinet Presiden Joko Widodo.
‎
Hal ini diutarakan Pengamat Politik yang juga Ketua Komite Percepatan Pembangunan Kabupaten Bandung Barat (KPPKBB), Aderatmadja dalam percakapan dengan media Minggu (31/7) di Jakarta.Â
Menurut Aderatamadja, publik melihat reshuffle kabinet bukan berlatar-belakang peningkatan kinerja kabinet kerja melainkan murni karena politik.
‎
Ia mencontohkan, figur seperti Yuddy Chrisnandi, tokoh muda Jawa Barat dan Banten yang langkahnya dalam mewujudkan birokrasi bersih sudah terlihat, justeru diganti hanya karena menempatkan sang Ketua Umum Hanura menjadi menteri.
‎
Patut diingat, lanjut Aderatmadja yang juga salah satu pendiri Kabupaten Bandung Barat ini, Jokowi terpilih oleh mayoritas generasi muda yang menginginkan perubahan dan disimbolkan dengan wajah-wajah muda di kabinet.
Kejadian-kejadian di daerah, ujar Aderatmadja, bisa menjadi respons terhadap ketidakpuasan politik representasi di Kabinet dimana keterwakilan wajah wajah perubahan diganti dengan wajah status quo.Â
Kebijakan ini justru akan menciptakan ketidakstabilan politik yang pada akhirnya mengancam keberhasilan program Tax Amnesty, tegas Aderatmadja.
(Prw)