KedaiPena.com – Ketidakpahaman pada konsep numerasi oleh para pembuat kebijakan dan para pendidik, membuat peringkat Matematika PISA Indonesia tidak mengalami peningkatan dan tetap berada di bawah angka rata-rata dunia.
Pengamat Pendidikan Indra Charismiadji menyatakan kemampuan numerasi anak didik Indonesia semakin lama semakin menurun. Berdasarkan data survey Indonesia Family Life pada tahun 2021 dinyatakan kemampuan numerasi anak kelas 7 pada tahun 2014 itu setara dengan anak kelas 4 di tahun 2000.
“Ini artinya, anak Indonesia semakin kesini tidak semakin pintar. Buktinya nilai PISA Indonesia masih di bawah rata-rata nilai dunia,” kata Indra dalam acara SINAU, Senin (18/4/2022).
Ia menyatakan salah satu penyebabnya adalah karena ketidakpahaman akan makna kemampuan numerasi tersebut pada para pelaku pendidikan maupun pemegang kebijakan pendidikan.
“Numerasi itu bukan hanya bicara tentang mengerjakan soal Matematika. Tapi bagaimana kemampuan anak untuk berlogika atau bernalar. Kemendikbud sendiri pernah kita protes karena ingin membuat persiapan PISA dalam bentuk bimbel. Itu bukan langkah yang tepat,” ucapnya.
Guru Besar Matematika Murni, IPB University, Prof. Dr. Joharuddin, MS, menyatakan pelajaran Matematika dianggap sebagai pelajaran yang sulit dan menakutkan, tak hanya bagi murid tapi juga bagi orang tua murid dan tak jarang para guru sendiri.
“Harusnya bisa dilihat dari sisi pemikiran Matematika, yang dimulai dari konsep bilangan yang digunakan untuk berhitung hingga ke konsep numerasi yaitu menerapkan konsep berhitung dalam suatu konteks. Sehingga bukan berhitungnya yang jadi tujuan tapi penalaran logik lah yang menjadi filosofi Matematika,” kata Joharuddin.
Sehingga para siswa tidak hanya bisa mengerjakan soal tapi bisa memahami logika dari soal yang dihadapi dan mampu mengembangkan logika itu menjadi ilmu yang baru.
“Pembelajaran yang diterapkan saat ini tidak membangun pemahaman konsep, tidak berorientasi pada pemecahan masalah, tidak memberikan kesempatan pada peserta didik untuk menyampaikan pendapat, dan peran guru sangat dominan,” ujarnya.
Ia menyatakan kalau kurikulumnya sudah mencantumkan konsep dari numerasi ini tapi jika tidak diaplikasikan maka tidak akan ada perbaikan di Matematika Indonesia.
“Jadi harus ada perubahan dalam praktik pembelajaran. Dimana konsep penalaran logik itu harus dimulai sejak tingkat dasar pendidikan. Dan Matematika dan Membaca itu sejalan. Kalau literasinya jelek, ya numerasinya juga tidak akan bagus,” pungkasnya.
Laporan: Hera Irawan