KedaiPena.Com – Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Banten Ati Pramudji Hastuti menyampaikan, jika keterisian Bed Occupancy Rate atau (BOR) Rumah Sakit di Provinsi Banten masih di bawah 50 persen. Meski demikian saat ini Provinsi Banten terus mengalami lonjakan kasus COVID-19 per harinya.
Hal itu, ujar Ati, lantaran dari ribuan kasus COVID-19 di Provinsi Banten sebagian besar melakukan isolasi mandiri di rumah karena mereka tidak bergejala dan hanya bergejala ringan. Sementara itu, untuk pasienbergejala sedang dan berat harus dilakukan perawatan di rumah sakit.
“Rumah Sakit kan ada isolasi ada ICU, kalau isolasi baru 43 persen jadi masih ada 57 persen,” ucap Ati begitu dirinya disapa, Jumat (11/2/2022).
Sedangkan jumlah tempat tidur yang disediakan baik untuk perawatan isolasi dan ICU bagi pasien COVID- 19, kata Ati, pihaknya baru mengeluarkan sepertiga dari jumlah yang dikeluarkan saat terjadi gelombang kedua pada tahun sebelumnya.
“Sekarang masih kita keluarkan itu 2.850 (tempat tidur, red), tapi kapanpun kalau kasusnya meningkatkan kita akan tambah,” katanya.
Menurutnya, tidak semua pasien COVID- 19 yang tidak bergejala dan bergejala ringan dapat melakukan isolasi mandiri di rumahnya.
Hal ini, lantaran terdapat beberapa persyaratan, diantaranya tempat tinggal yang memadai untuk melakukan isolasi mandiri usia kurang dari 47 tahun dan tidak ada penyakit penyerta atau komorbid.
“Kalau yang (bergejala, red) ringan tapi ada komorbid, itu disarankan isolasi di rumah sakit untuk konsentrasi,” katanya.
Ia juga menjelaskan, tingkat daya tahan atau kekebalan tubuh yang baik dapat mengurangi resiko jika terpapar COVID-19 Omicron.
“Orang yang sudah vaksin dan orang yang tidak di vaksin itu gejalanya berbeda-beda, jauh lebih ringan orang yang sudah di vaksin. Kekuatan daya tahannya kekebalan tubuh itu kan bisa alami dan bisa didapatkan, kalau dengan vaksinasi kan bisa di dapatkan,” jelasnya.
Selain itu, ia menuturkan, untuk Virus COVID- 19 varian Omicron relatif menimbulkan gejala ringan. Namun, tingkat penyebaran varian tersebut lebih cepat dibandingan dengan varian sebelumnya.
“Penyebaran lebih cepat ini, lebih cepat penyebarannya daripada delta pada gelombang kedua. Bayangkan kita pada gelombang kedua itu puncak kasus hariannya hanya 4000’an (kasus), sekarang sudah 6000’an (kasus),” tuturnya.
Ia mengungkapkan, saat ini sudah memasuki puncak ancaman gelombang ketiga. Ia berharap, masyarakat dapat lebih berhati-hati dan terus melakukan protokol kesehatan serta mengikuti vaksinasi.
“Sudah mulai, puncaknya itu Febuari akhir dan Maret. Ya tapi bisa saja tidak sampai Maret tergantung kepada masyarakat lagi,” tandasnya.
Berdasarkan, update data dari Dinkes Provinsi Banten pada, Kamis, (10/2/2022) terdapat penambahan kasus COVID-19 per harinya yang mencapai 5.031 kasus.
Laporan: Muhammad Lutfi