DALAM beberapa hari belakangan ini muncul tulisan mengenai iuran anggota dalam serikat buruh. Isi berita tersebut menyudutkan pimpinan serikat buruh dan mengkondisikan agar ada ketidakpercayaan kaum buruh pada organisasi dan pimpinannya. Tujuan akhirnya pasti untuk melemahkan gerakan buruh.
Sebelum berita itu muncul, media diramaikan oleh berita gelombang PHK di beberapa perusahaan asing. Berita gelombang PHK ini mendapat tanggapan sampai tingkat istana dan pejabat negara lainnya yang mencoba menutupi gelombang PHK yang terus terjadi.
Selain berita PHK, muncul juga berita terkait kriminalisasi terhadap gerakan buruh dengan slogan #KamiTidakTakut. Postingan kekerasan polisi terhadap aksi damai 30 November ramai di media sosial. Dari berita berita di atas sepertinya rezim mulai kebakaran jenggot karena diikuti rencana aksi besar dari FSPMI dan guru honorer.
Munculnya berita mengenai iuran anggota serikat buruh untuk memperkaya pengurus sudah dapat kita simpulkan bahwa tujuannya adalah untuk melemahkan gerakan buruh.Â
Dalam pernyataan sikapnya, tokoh buruh Said Iqbal mengindikasikan pihak yang membuat berita itu adalah intelijen, penguasa hitam dan orang-orang yang tidang senang dengan gerakan buruh.
Said tidak membantah bahwa organisasinya memang menerima iuran anggota sampai Rp1,7 miliar perbulan. Dan bagi kalangan di gerakan buruh, sudah mengetahui hal itu dan dianggap menjadi contoh yang baik. Gerakan buruh berhasil mengalang dan mengelola iuran anggotanya.
Munculnya berbagai serangan dan upaya untuk melemahkan dan memecah belah gerakan buruh semakin masih belakangan ini. Kenapa upaya untuk melemahkan gerakan buruh ini terus dilakukan, dan pihak mana yang melakukannya?
Pertama kalau kita melihat tahun-tahun ke belakang, gerakan rakyat dalam bentuk mobilisasi masa dalam jumlah besar ribuan hingga jutaan masa, hanya gerakan buruh yang mampu melakukannya. Energi gerakan buruh seakan tak ada habisnya bahkan terus membesar.
Kedua, kesadaran gerakan buruh hari ini tidak lagi hanya berkutat pada isu-isu normatif perburuhan tapi sudah berkembang ke tuntutan jaminan sosial, menolak kenaikan BBM, TDL dan isu rakyat lainnya.
Ketiga gerakan buruh mampu memberikan contoh, gerakan massa sebagai metode perjuangan yang efektif dan sekarang metode gerakan massa juga di ikuti oleh guru honorer, bidan, buruh BUMN dan sektor lainnya.
Keempat ini yang paling mengkhawatirkan rezim kapitalisme dan antek-anteknya adalah Deklarasi Gerakan Buruh Indonesia yang akan membangun partai politik sendiri bersama dengan gerakan rakyat lainnya. Â
Kesadaran akan pentingnya alat politik kaum buruh dan rakyat akan sangat mengancam keberadaan partai partai borjuasi yang asa selama ini.
Menjadi beralasan kalau rezim borjuasi dan antek-anteknya merupaya menindas, merepresif, mengembangkan isu-isu pecah belah dalam lain sebagainya.
Secara organisasi dan mobilisasi massa, tidak ada satupun yang dapat menandingi gerakan buruh. Bahkan partai pemenang pemilu sekalipun tak mampu menandingi kemampuan gerakan buruh.
Gerakan buruh sudah biasa untuk memobilisasi puluhan ribu hingga ratusan ribu orang bahkan dalam mogok nasional bisa mencapai jutaan orang.
Banyak orang di luar gerakan buruh mungkin bertanya-tanya dari mana mereka punya uang untuk mobilisasi sewa bis, sewa gedung, beli seragam, sewa sound dan lain-lain. Gerakan buruh bisa melakukan itu semua karena adanya partisipasi dari anggotanya dalam bentui iuaran anggota.
Gerakan buruh berbeda dengan pasukan nasi bungkus yang setiap mobilisasi, dikasih uang saku, dibagikan seragam gratis seperti yang sering di lakukan partai partai politik yang ada sekarang.Â
Potensi keuangan di gerakan buruh sebagai amunisi perjuangan sangatlah besar. Dengan kesadaran akan pentingnya iuran anggota dalam serikat buruh akan mendorong gerakan buruh menjadi Independen dalam menentukan sikap politiknya.
Kita ambil contoh FSPMI dengan anggota 200 ribuan dengan iuran 1 persen dari UMP, bisa terkumpul Rp1,7 miliar per bulan. Hari ini jumlah buruh formal di Indonesia hà mpir mencapai 50 juta orang.Â
Anda bayangkan sendiri bagai mana kalau kaum buruh di Indonesia sadar akan arti penting organisasi dan sadar akan arti penting iuran anggota. Berapa dana perjuangan yang akan terkumpul yang pasti sangan banyak.
Sekali dengan potensi seperti di atas menjadikan kita lebih yakin bahwa gerakan buruh harus menjadi motor perubahan di negri ini. Gerakan buruh yang sadar akan posisinya dan gerakan buruh yang sadar akan kebutuhan partai politiknya untuk bertarung merebut kekuasaan dari partai partai borjuasi yang berkuasa hari ini.
Oleh Jami Kuna, Ketua Umum LMND