KedaiPena.Com – Daya beli orang Indonesia mengalami pelambatan. Artinya kemampuan belanja orang tidak lagi sebagus beberapa tahun sebelumya.
Demikian dikatakan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengomentari gugurnya ritel dan kondisi daya beli masyarakat Indonesia.
Analisa ini diambil etelah melihat data dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan berbagai analisa.
“Yah memang ada juga lah pelambatannya,” kata Darmin di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Kamis (9/11).
“Walaupun kalau dibilang besar bener perubahannya, tidak juga. Kita masih ada di sekitar itu,” sambungnya.
Data BPS pada kuartal III-2017, menunjukkan konsumsi rumah tangga tumbuh 4,93%. Lebih rendah dibandingkan dengan konsumsi rumah tangga pada kuartal I yang sebesar 4,94% dan pada kuartal II tahun ini yang sebesar 4,95%.
Bila dibandingkan tiga tahun lalu bahkan jauh lebih rendah. Konsumsi rumah tangga pada 2011-2013 bisa tumbuh sekitar 5,3-5,5%.
Ia mengungkapkan, perlambatan konsumsi rumah tangga di Indonesia lebih dikarenakan banyak hal. Antara lain, terlihat dari pertumbuhan kredit yang juga belum tinggi.
“Yah memang ini adalah hal yang kelihatannya gabungan dari banyak hal, tidak bisa dijelaskan dengan satu macam penjelasan,” jelas dia.
Penyebab lainnya juga dapat terlihat dari sektor ritel yang mana para pelaku usaha lebih cepat mengambil keputusan dalam menutup tokonya untuk mengantisipasi berkembangnya digital ekonomi di Indonesia.
Ada juga beberapa hal yang tidak bisa dijelaskan. Dia mencontohkan, nilai tukar rupiah yang melemah karena terpengaruh sentimen negatif dari dunia, namun di satu sisi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) membaik.
“Itu enggak pernah kejadian di ekonomi kita, arahnya itu selalu sama, kalau asing jual, maka indeks melemah, kurs melemah, ini kok enggak, apa boleh buat adanya seperti itu memang sebetulnya di ekonomi kita beberapa hal belum bisa dijelaskan dengan cukup baik,” paparnya.
Meski demikian, Mantan Dirjen Pajak ini meminta perlambatan daya beli ini tidak terlalu dirisaukan. Sebab, selain konsumsi rumah tangga, faktor lain seperti investasi, ekspor dan impor masih mengalami pertumbuhan yang baik.
“Investasi pertumbuhannya lumayan oke, saya sih jangan terlalu risau lah, memang ada pelemahan tapi ada juga perbaikan di sisi lain juga,” tukas dia.
Laporan: Anjay