KedaiPena.Com – Penggiat Haji Rocker Foundation Iwan Surbakti menilai dalam kondisi pandemi Covid-19 ini tentunya akan berdampak pada kesejahteraan masyarakat. Hal ini, terlihat dari banyaknya masyarakat yang mengeluhkan lapangan pekerjaan yang berkurang.
Akan tetapi, menurutnya Kota Serang di tahun 2019 menempati peringkat ke 5 di Provinsi Banten pada tingkat pengangguran.
“Artinya kota serang ini tengah-tengah, jadi kalau kita berbicara kesejahteraan itu kan banyak, seperti di tengah kondisi saat ini masih banyak orang yang membuka usaha,” ucap Iwan, ditulis Kamis (25/3/2021).
Dirinya menyebutkan, pada awal pandemi Covid-19 ini sangat membuat masyarakat kaget. Sehingga untuk mengantisipasi hal tersebut pihaknya pernah bekerjasama dengan beberapa komunitas dan instansi untuk membuat bantuan menyediakan makanan sebanyak 1000 nasi bungkus perharinya.
“Tentu di kondisi ini juga membuat kaget masyarakat, dan saat awal-awal itu kita bersama teman-teman relawan menyediakan 1000 nasi bungkus perhari selama 27 hari saat bulan puasa dan kita sebar,” katanya.
Selain itu, kata dia, di tengah pandemi ini muncul beberapa fenomena, diantaranya banyaknya manusia silver di persimpangan jalan. Bahkan, beberapa manusia silver yang masih duduk di bangku sekolah.
“Saat ini semuanya menjadi komplek, jadi ketika ada sekolah online atau tidak tatap muka itu memberikan ruang dan waktu mereka serta memberikan rasa bosan. Ya mungkin dalam pemikiran mereka itu merupakan tindakan yang tidak meresahkan masyarakat, ya ini menjadi tantangan kita ke depan,” jelasnya.
Sementara, Founder Padepokan Kupi, Aliyth Prakarsa mengatakan, fenomena manusia silver dan manusia kardus saat ini akibat dari pandemi yang terlalu lama dan meluas.
Menurut Aliyth, banyak masyarakat berpikir bagaimana bisa mencukupi kebutuhan hidupnya sehari-hari.
“Persoalannya adalah karena masih banyak saudara-saudara kita yang menggantungkan hidupnya di aktivitas yang sehari-hari dan aktivitas mereka saat ini sedikit terbatasi,” ujar Aliyth begitu dirinya disapa.
Alityh mengatakan, fenomena manusia silver ini tidak terlalu begitu meresahkan, saat dibandingkan dengan yang hanya mengetok jendela mobil.
“Karena saat tanya kepada teman-teman silver, itu ternyata sebuah performing art dan tidak memaksa, pada intinya itu adalah cara mereka,” katanya.
Dirinya menyampaikan sesuai dengan perintah Undang-Undang Dasar, pemerintah pusat sampai pemerintah daerah harus menjamin kesejahteraan masyarakat.
“Artinya jika masih ada fenomena gelandang, pengamen, manusia silver dan lainnya ini menjadi satu indikator ada permasalahan yang belum di tangani oleh pemerintah. Jika solusi yang dilakukan oleh pemerintah dengan merazia mereka, saya rasa itu bukan solusi yang tepat,” pungkasnya.
Laporan: Muhammad Lutfi