KedaiPena.Com – Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Alam (SDA) dan Jasa, Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman melakukan kunjungan kerja, guna jajaki kerja sama bilateral antara kedua negara (Indonesia-Maroko). Sejumlah rangkaian pertemuan telah diselenggarakan dengan beberapa kementerian kerajaan Maroko dalam rangka membahas kerja sama yang akan dibangun di berbagai sektor, seperti pariwisata, energi, dan perikanan.
“Kami baru saja bertemu dengan Kementerian Pertanian dan Maritim Kerajaan Maroko. Kami diskusi tentang ‘opportunity’ untuk berinvestasi di bidang perikanan di Indonesia,†kata Deputi II, Bidang Koordinasi SDA dan Jasa, Agung Kuswandono di Maroko, belum lama ini.
Dalam pertemuan itu, Deputi Agung menilai, kapasitas perikanan Indonesia masih jauh lebih besar ketimbang Maroko, karena di Maroko hanya memiliki perikanan tangkap dan belum memiliki pengalaman di bidang perikanan, terutama terkait budidaya ikan.
Mereka, sebutnya, ingin belajar mengenai perikanan budidaya di Indonesia dan juga bagaimana mengedukasi nelayan agar bisa patuh terhadap konservasi sumber daya ikan.
Kondisi seperti ini, lanjutnya, sebenarnya tak jauh berbeda dengan Indonesia sekarang. Pasalnya, pasca penanganan ‘illegal fishing’ harus melangkah ke tahap berikutnya, yaitu bagaimana mengedukasi nelayan agar ikut terlibat di dalam konservasi ikan.
“Jadi penangkapan ikan yang tidak sesuai dengan lingkungan, seperti pengeboman, memakai alat-alat yang merusak itu memang harus diganti. Tapi cara penggantiannya tidak boleh hanya melarang saja, setelah dilarang harus ada tindak lanjutnya, bagaimana mereka dibantu. Itu yang saya sampaikan tadi kepada beliau. Dan ternyata, di sini juga mendidik nelayannya agak susah,†ungkapnya.
Untuk itu, Deputi Agung mengundang para investor Maroko terutama di bidang perikanan untuk berinvestasi di Indonesia. Hal ini pun ditanggapi oleh pihak Maroko, bahwa perlu diadakan temu bisnis antara pengusaha Maroko dan Indonesia untuk menyampaikan kondisi dan ‘opportunity’ untuk melakukan investasi.
Investasi di Sektor Pariwisata
Tak hanya di bidang perikanan saja, sebelumnya, Deputi Agung telah bertemu dengan pihak pemerintah Maroko untuk menawarkan investasi di sektor pariwisata di Indonesia. Apalagi Indonesia tengah gencar melakukan promosi di sektor pariwisata, khususnya di bidang pariwisata bahari.
Dia mengatakan, saat ini wisata bahari baru mengcover sekitar 4% dari total pariwisata Indonesia. Padahal, tambahnya, Indonesia adalah negara maritim yang memiliki beragam kekayaan alam, budaya, suku, dan adat istiadat.
Seharusnya, wisata dari sektor maritim mempunyai kontribusi yang besar di Indonesia. Untuk itu, Deputi Agung mendiskusikan tentang pembangunan marina salah satunya. Kita memerlukan banyak marina di Indonesia. Tapi saat ini baru ada sekitar empat saja yang representatif.
“Jadi bisa dibayangkan, negara sebesar Indonesia yang jumlah pulaunya hingga ribuan, tapi jumlah marina yang bisa diandalkan baru ada empat. Tentunya, ini merupakan objek investasi yang luar biasa,†katanya lagi.
Lebih lanjut disebut Deputi Agung bahwa sektor pariwisata ini, dapat dibangun kawasan pariwisata bahari, halal, sejarah, kuliner, dan lainnya. Semua ini akan kita kerjasamakan dengan pihak Kerajaan Maroko.
“Siapa tahu mereka mau menginvestasikan di bidang itu,†ujarnya.
Pada kunjungan ke kerajaan Maroko kali ini, Deputi Agung mengaku pihaknya juga akan mempromosikan pariwisata Indonesia kepada masyarakat Maroko dan sekitarnya. Ia menginginkan masyarakat Maroko berbondong-bondong datang ke Indonesia, karena Indonesia mempunyai latar belakang religi yang relatif sama.
Hal ini tentunya tidak akan membuat wisatawan Maroko merasa ketakutan atau khawatir dengan masalah makanan, maupun kehidupan karena Indonesia-Maroko relatif sama, dan bisa menikmati keindahan alam Indonesia dari Sabang-Merauke.
“Saat ini Indonesia sudah mempunyai trayek khusus untuk menuju ke Maroko. Kita minta juga masyarakat Maroko bisa datang berbondong-bondong ke Indonesia karena kita mempunyai background religi yang relatif sama,†ungkapnya.
Untuk itu, Deputi Agung mengatakan kerja sama seperti ini sangat diperlukan, mengingat target wisatawan asing di tahun 2019 mencapai 20 juta wisatawan manca negara. Oleh karena itu, dengan mempromosikan pariwisata Indonesia ke negara-negara lain seperti ini, diharapkan bisa memiliki nilai tambah.
“Jadi banyak hal yang kita ingin kerjasamakan, baik dari sisi investasi maupun pengembangan pariwisata itu sendiri,†tambahnya.
Untuk memamerkan keindahan alam dan budaya Indonesia kepada masyarakat Maroko, pihaknya akan menampilkan kesenian-kesenian dari berbagai daerah yang ada di Indonesia, kemudian kuliner.
“Saya yakin kalau masyarakat Maroko mengenal kuliner Indonesia, akan termehek-mehek mereka,†tuturnya.
Dalam kesempatan ini, Kemenko Maritim mengajak perwakilan dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk mengekspos produk-produk wisata Indonesia. Hal semacam ini kata Deputi Agung, memang perlu diadakan berkali-kali untuk membangun pariwisata indonesia agar dikenal di dunia.
Tak hanya Jawa Barat saja yang akan mempromosikan produk-produk wisatanya, kedepannya, lanjut Deputi Agung, pihaknya juga akan mengundang dari Jawa Timur, Papua, Aceh, dan seterusnya untuk produk-produk wisatanya ke dunia agar dunia tahu bahwa Indonesia begitu luas dan kaya akan adat istiadat.
“Hal-hal seperti ini kita ingin bisa dikerjasamakan secara konkrit. Apalagi Raja Maroko akan mengunjungi Indonesia dalam waktu dekat ini. Untuk itu, kita harus menyiapkan diri apa yang akan kita bicarakan antara kedua Pemimpin negara ini,†tambahnya.
Kerja Sama di Bidang Energi
Selain membahas kerja sama sektor kemaritiman dan pariwisata, Deputi Agung juga telah bertemu dengan Sekretaris Jenderal Kementerian Energi, Pertambangan, dan Lingkungan Hidup Kerajaan Maroko. Pertemuan tersebut membahas terkait kerja sama di bidang Energi Baru dan Terbarukan (EBT).
“Saya kemarin bertemu Sekjen Kementerian Energi, Pertambangan, dan Lingkungan Hidup Kerajaan Maroko dalam rangka menjajaki kerjasama di bidang energi,†ujarnya, di Maroko.
Deputi Agung mengatakan, saat ini Pemerintah Maroko sedang berfokus mengembangkan energi baru terbarukan, seperti energi angin dan surya (matahari).
Saat ini teknologi energi baru terbarukan di Maroko sudah sangat efisien, sehingga harga per kwh sudah bisa mencapai 2,6 sen.
Bahkan direncanakan per tahun 2030 sekitar 52% energi kerajaan Maroko harus berasal dari energi angin atau surya.
Dituturkannya juga, Maroko sendiri ingin menjadikan negaranya sebagai penyuplai energi terbarukan di Eropa dan Afrika. Maroko sendiri sudah menjalin kerja sama dengan beberapa negara Eropa, seperti Spanyol dan Portugal.
“Pada awal Desember 2017 mendatang, Raja Maroko berencara mengunjungi Indonesia untuk bertemu dengan Presiden Joko Widodo. Kedatangan Raja Maroko ini dalam rangka untuk membicarakan lebih lanjut kerja sama yang akan dibangun dengan Indonesia,†paparnya.
Menurut Deputi Agung, keinginan kerja sama dengan Indonesia ternyata sudah ada sejak lama. Oleh karena itu, Deputi Agung mengaku akan menindaklanjuti hal tersebut. Untuk itu, dia mengaku, sepulangnya dari Maroko pihaknya akan menemui Kementerian/lembaga terkait untuk membicarakan persiapan kerja sama.
“Isinya seperti apa, kontribusi Indonesia apa, dan kontribusi Maroko sendiri seperti apa. Jika dulu sifatnya regional, sekarang akan dibuat lebih nasional, cakupannya lebih luas,†pungkasnya.
Laporan: Muhammad Ibnu Abbas