KedaiPena.Com – Dewan Pimpinan Pusat Aliansi Profesional Indonesia Bangkit (DPP APIB) meminta Polri untuk mengungkap sampai tuntas, berdasar bukti hukum apa motivasi, dan siapa sebenarnya para pembacok ulama tersebut.
Demikian disampaikan Ketua DPP APIB, Mayjen Purn TNI Deddy S Budiman dalam keterangan pers, ditulis Kamis(16/9/2020).
Kata Deddy, dua kasus terakhir pembacokan hingga tewas Ustadz Muhammad saat memimpin sholat di OKI Sumsel dan penikaman Syekh Ali Jaber di Lampung saat berdakwah, waktunya hampir bersamaan.
“Coba perhatikan videonya penikam Syekh Ali Jaber, sepertinya anak muda ini sudah terlatih biasa nyerang orang. Kami yakin pihak kepolisian tidak langsung percaya pengakuan orang tuanya, bahwa putranya sudah 4 tahun gila,” kata Deddy.
Informasi yang beredar, bahwa dari RS Jiwa Lampung tidak pernah ada nama tersangka jadi pasien, demikian juga pengakuan tetangganya, setahu mereka tersangka bukan orang gila.
Berbagai kasus yang mengorbankan Ustadz telah terjadi sebelumnya. Di Cicalengka, Jawa Barat, terjadi pemukulan terhadap Ustadz Umar Basri pada 27 Januari 2018.
Lalu terjadi pembunuhan Ustadz Prawoto di Cigondeah Bandung, 1 Februari 2018. Pada 3 Februari 2018 santri ponpes Garut Abdul diserang 6 orang yang mengaku orang gila. Pada 8 Februari 2018 Ustadz Sulaiman di Cigudeg, Bogor, dibacok orang gila juga.
“Kita berharap pihak kepolisian yang menangani perkara pidana ini dapat mengungkap kasus-kasus besar apalagi yang kasus terakhir terhadap ulama berpengaruh dan dikenal tidak punya musuh,” tegas dia.
Apabila kasus kasus pembacokan dan pembunuhan ini berujung kepada orang gila, hal ini patut diduga aparat sedang melakukan dagelan hukum.
Karena masyarakat akan sulit menerima kenyataan, kenapa orang gila hanya melakukan penganiyaan kepada ustad atau kiyai.
“kenapa orang gila tidak ada yang melakukan penganiyaan kepada aparat hukum dan penguasa. Kok kasus kasus penganiayaan terhadap ulama semua dilakukan orang gila. Apakah ini dagelan hukum, atau sedang main sinetron,” ungkap mantan Staf Ahli Panglima TNI ini.
Laporan: Muhammad Lutfi