KedaiPena.Com – Kepala BNPB Willem Rampangilei menyampaikan perlunya mitigasi dalam pencegahan kebakaran hutan dan lahan. Belajar dari pengalaman tahun 2015, terjadi kebakaran hutan dan lahan di berbagai wilayah Indonesia, akibat dari pencegahan yang tidak efektif.
“Ada 7 wilayah yang terbakar di Indonesia yaitu di 4 di Kalimantan dan 3 di Sumatera. Sehingga mengakibatkan kerugian Negara mencapai Rp221 triliun,” tegas dia dilansir dari laman BNPB.
Penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla), diakui Willem, belum efektif karena masih minimnya SDM serta penegakan hukum yang belum maksimal.
Untuk mengatasi hal ini, dibentuk Pokmas Desa yang mampu melaksanakan upaya pencegahan karhutla secara terkoordinir, terpadu, terarah dan terukur. Pokmas Desa berada di bawah KODAL TNI-POLRI (Incident Commander) yang didukung penuh oleh Gubernur, Bupati/Walikota, BPBD dan Pemerintah Pusat.
“Konsep pelaksanaan pencegahan dengan menerapkan ‘Desa Super Prioritas’ yang dipilih untuk aktivasi Pokmasnya. Bisa dengan Desa Peduli Api, Desa Bebas Api atau yang lain, sesuai dengan kebijakan daerah,” tambah dia.
Selain itu, juga diharuskan memberi pelatihan kilat dan praktis tentang pencegahan dan pemadaman karhutla. Diberikan peralatan standar minimal untuk dapat melakukan tugas dan memberi pemahaman untuk bertindak dalam satu komando yang terorganisir.
“Rencana operasi atau perintah operasi yaitu memiliki rencana emergency dan SOP, memiliki kemampuan berkomunikasi darurat dengan satuan di atasnya (kecamatan) dan satuan desa di sekitarnya,” Willem menambahkan.
“Organisasi darurat pemadaman ini dipimpin oleh seorang koordinator yang kompeten semisal kepala desa, tokoh masyarakat atas nama kepala desa, dengan dibantu oleh unit perencana data dan informasi, satgas pemadaman, unit pendukung, logistik peralatan, unit pendukung, administrasi dan keuangan,” jelas Willem.
(Prw/Foto: Istimewa)