KedaiPena.com – Keberadaan Taman Nasional Batang Gadis masih jarang didengar oleh masyarakat Indonesia. Karena itu, Balai Taman Nasional Batang Gadis melakukan langkah sosialisasi, baik melalui acara yang berkaitan dengan konservasi maupun rencana melakukan Forum Group Discussion (FGD).
Kepala Balai Taman Nasional Batang Gadis (TNBG), Teguh Setiawan menyatakan misi yang diembannya saat memimpin TNBG adalah mensosialisasikan semua yang terkait dengan TNBG.
“Pertama, di TNBG ada Sorik Marapi. Jadi di Indonesia ini ada tiga Merapi. Merapi yang ada di Yogya, Marapi di Sumatera Barat dan Sorik Marapi yang ada di Batang Gadis, Sumatera Utara,” kata Teguh saat ditemui di tengah perhelatan Indofest 2023 di Istora Senayan Jakarta, ditulis Minggu (4/6/2023).
Selain itu, ada beberapa satwa dilindungi yang berhabitat di TNBG. Yakni, Harimau Sumatera, Kucing Emas, Rusa, dan yang paling istimewa adalah Tapir.
“Saya sebut istimewa, karena di 80 persen kawasan TNBG dapat ditemui Tapir. Padahal hanya ada empate jenis Tapir di dunia dan untuk kawasan Semenanjung Malaysia, hanya ada di TNBG,” tuturnya.
Teguh menyatakan selama ini belum banyak dilakukan penelitian pada Tapir. Sehingga, untuk masih menyulitkan pihak TNBG untuk melakukan pendataan secara komprehensif, baik untuk pendataan maupun identifikasi.
“Tapir itu termasuk cryptic mammal. Atau mamalia samar-samar. Kenapa begitu? Karena Tapir beraktivitas antara malam hingga pagi hari. Sehingga jarang bisa ditemukan manusia. Selama ini rekam data Tapir, mayoritas melalui camera-trap, yang terpasang di seluruh TNBG. Sehingga menyulitkan untuk mengindentifikasinya,” tuturnya lagi.
Ia menyatakan selama ini di Indonesia pun belum ada ahli Tapir. Sejauh ini baru Dr. Wilson dari Universitas Andalas yang mengamati Tapir, walaupun bukan spesialisasinya.
“Walaupun Tapir bukanlah hewan yang diburu predator tapi Tapir juga termasuk satwa yang dilindungi dan masuk klasifikasi hampir punah. Karena yang menjadi masalah bagi Tapir adalah penyusutan lahan atau perubahan fungsi lahan,” kata Teguh lebih lanjut.
Kedepannya, ia menyatakan akan bekerja sama dengan pihak akademisi untuk mengenalkan TNBG dan Tapir.
“Bulan Juli ini kami rencananya akan melakukan FGD yang akan mengundang para tenaga ahli mamalia dan yang tertarik dengan Tapir. Untuk menyusun rencana kedepannya. Kami akan memberikan data terkait Tapir untuk membuka peluang bagi para pihak yang ingin meneliti,” ucapnya.
Selain itu, Teguh menyampaikan bahwa ada tantangan yang dihadapi oleh TNBG, dari sektor pertambangan.
“Saat ini saja TNBG sedang dalam proses persidangan dengan dua tersangka dan sudah ada alat berat yang digunakan sebagai alat bukti dalam persidangan, hasil kerjasama dengan Gakkum Sumatera Barat,” pungkasnya.
Laporan: Ranny Supusepa