KedaiPena.Com – Staf Ahli Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Hanni Adiati mengatakan, budidaya cacing sonari memang bisa menjadi solusi dari maraknya pencurian fauna endemik yang berada di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) tersebut.
“Itu menarik untuk dikembangkan. Namun, budidaya ini tantangannya masih besar karena ini kan urusan komoditi yang membutuhkan penelitian panjang,” papar Ani sapaanya kepada KedaiPena. Com, Minggu (14/5).
“Sebab ini menyangkut habitat yang butuh kelembaban tinggi, suhu rendah dan udara bersih serta humus segar alami hutan tropis,” sambung mantan aktivis Walhi ini.
Kendati demikian, kata dia, pihaknya akan tetap melakukan komunikasi secara cerdas dengan berbagai lembaga penelitian dan instansi terkait seperti LITBANG KLHK, LIPI, Taman Safari dan Institut Pertanian Bogor (IPB).
“Tapi kita tidak tahu kapan bisa direaliasasikan. Karena kita harus menunggu hasil penelitian LIPI atau litbang soal budidaya cacing sonari ini,” jelas dia.
Sementara itu, Kepala Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP), Adison mengatakan, selain membutuhkan penelitian dan kajian yang mendalam, budidaya tersebut juga memerlukan teknologi yang tinggi.
“Kita mempunyai rencana kedepannya, tapi untuk untuk merealisasikan budidaya tersebut perlu membutuhkan biaya tinggi. Sebab, habitat cacing ini berada di ketinggan 2000 MDPL dan perbedaan suhu, habitat dan udara ini yang menjadi kendala,” beber dia.
“Seperti halnya Taman Safari yang memodifikasi alam saat mereka memasukkan komodo dari NTB ke Puncak. Mereka membutuhkan dana yang tinggi karena mereka mengubah suhu di puncak yang dingin menjadi panas,” pungkas dia.
Laporan: Muhammad Hafidh