Artikel ini ditulis oleh Abdul Rohman Sukardi, Pemerhati Sosial dan Kebangsaan.
Bangsa ini, saat ini perlu Mahfud MD. Ia bukanlah sosok yang diramaikan lembaga-lembaga survei dalam bursa pilpres. Usai pencapresan Ganjar Pranowo, bursa capres bisa dikalkulasi seputar pada tiga figur. Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto dan Anies Baswedan.
Namun demikian, reputasi Mahfud MD kini mengantar dirinya menjadi figur pemberantasan KKN. Pemberantasan mafia hukum dan keadilan.
Ia sosok ahli hukum. Namun ia tidak bersedia menjadi apa yang diistilahkan Jefrey Winter sebagai alat pertahanan kekayaan para oligarkhi. Mahfud memilih ideologinya sendiri. Tegaknya keadilan bagi bangsa ini.
Mahfud bukanlah ketua umum partai. Ia juga bukan pengusaha tajir dengan cadangan finansial melimpah untuk membeli tiket partai politik. Ia sosok intelektual hukum idealis. Publik memaklumi itu semua. Maka tidak sedikit kaum kritis dan kaum idealis menginginkan Mahfud di-endorse sebagai calon wakil presiden.
Kenapa bangsa ini butuh Mahfud MD?. Setidaknya ada lima alasan.
Pertama, untuk menutup celah masalah kebangsaan yang belum terselesaikan. Ialah penegakan hukum dan keadilan. Termasuk pemberantasan KKN.
Sejak proklamasi kemerdekaan, bangsa ini berhasil merumuskan visi perjuangan kebangsaannya. Dialektika panjang pengukuhan Pancasila sebagai ideologi bangsa telah menjadikannya sebagai dasar negara yang mapan. Setelah melewati puncak konflik ideologi tahun 1965 bangsa ini konsisten menjadikan Pancasila sebagai ideologi bangsa. Roadmap perjuangan bangsa Indonesia.
Organisasi pemerintahan, strategi dan pengorganisasian pembangunan telah dirumuskan dengan baik. Bahkan diterapkan secara bertahap dan berkelanjutan pada era orde baru.
Ketidakpuasan konsep demokrasi telah disempurnakan dan dipraktekkan pada era reformasi.
Maka dalam hal ideologi bangsa, organisasi pemerintahan dan pembangunan, serta konsep demorasi, bangsa ini telah memiliki blue print. Memiliki pengalaman. Memiliki banyak pilihan untuk dijadikan model yang paling efektif bagi pembangunan bangsa.
Capaian itu menyisakan pekerjaan rumah. Lubang permasalahan yang belum kunjung teratasi. Ialah efektivitas penegakan hukum.
Pemberantasan mafia hukum dan keadilan merupakan agenda mendesak bangsa ini. Perlu orang yang tepat untuk menanganinya. Mahfud MD lah orangnya.
Ia dinilai tepat untuk menanganinya saat ini. Track record-nya beberapa puluh tahun terakhir mengafirmasi itu semua.
Kedua, Mahfud MD tidak hanya merupakan sosok intelektual hukum. Ia memiliki pengalaman praktis melalui karinya sebagai Ketua MK. Ia memiliki pemahaman teoritis dan kecakapan teknis dalam mewujudkan efektivitas penegakan hukum. Suatu sosok figur yang sangat langka diketemukan pada saat ini.
Ketiga, Mahfud MD memiliki mentalitas petempur. Ia bukan saja memiliki kapasitas intelektual dan pengalaman praktis penegakan hukum. Ia mantan aktivis yang memahami dinamika kebangsaan secara memadai. Kehadiran Mahfud MD dalam lembaga kepresidenan (sebagai wapres) akan menjadikan kebijakan presiden dalam penegakan hukum dan pemberantasan KKN tidak takut oleh gertakan para pembela oligarkhi.
Inkompetensi presiden dan wakil presiden dalam menguasai dinamika penegakan hukum akan mudah ia diombang-ambingkan oleh argumentasi-argumentasi hukum para pembela oligarkhi. Ia akan mudah ditakut-takuti jebakan-jebakan hukum yang dinarasikan para pembela hukum oligarkhi.
Presiden atau wakil presiden yang paham dinamika penegakan hukum, akan mengurangi tekanan para oligarkhi dan kaki tangannya kepada lembaga kepersidenan.
Keempat, Mahfud MD diterima semua kalangan. Di NU, Mahfud memang bukan dinasti pimpinan pondok pesantren. Tapi kemunculannya ke panggung pemangku kebijakan, ia di-endorse langsung oleh Gus Dur. Sosok yang di internal NU, sebagaimana pernah diungkapkan Gus Miek, adalah “konsultan dunia dan akherat”. Maka endorse Gus Dur ini merupakan garansi bahwa secara kutural Mahfud adalah orang NU. Orang dalam NU.
Di luar NU, Mahfud pernah menjadi Ketua Persidium KAHMI. Keluarga alumni HMI.
HMI mengidentifikasi dirinya sebagai anak ummat. Maka bisa berkomuniksi dan diterima di semua elemen ummat. Termasuk di keluarga besar Muhammadiyah.
Di luar NU dan Muhammadiyah, Mahfud diterima oleh kesamaan sisiran idiologi penegakan hukum. Mahfud diterima sebagai orang yang konsisten dalam penegakan hukum dan keadilan.
Maka ia diterima baik di kalangan akademisi dan NGO yang sama-sama konsen dalam penegakan keadilan.
Kelima, momentum distrust pemberantasan KKN. Bahwa KKN yang terjadi dalam tubuh bangsa ini telah terjadi sedemikian parah.
Masyarakat nyaris tidak percaya lagi terhadap lembaga-lembaga resmi.
Distrust terjadi dimana-mana.
Kasus Sambo, yang di belakangnya disinyalir ada pergerakan ekonomi yang tidak sedikit, mafia pajak, kemacetan penanganan BLBI. Semua ada titik terang ketika ditangani Mahfud.
Hal itu mendorong akal sehat rakyat banyak berkesimpulan perlunya mempersenjatai Mahfud MD dengan kewenangan yang kebih besar dalam pembangunan bangsa. Ia figur yang tepat dalam pemberantasan KKN.
Ia dinilai sebagai antitesa dari hegemoni oligarkhi yang merugikan masyarakat. Ketimpangan (gini ratio), ICORR, menjadi pertanda hegemoni oligarkhi dan ketidakadilan itu.
Bagi capres akan mendapat dua keuntungan meng-endorse Mahfud MD sebagai wapres.
Pertama, akan memperluas dukungan rakyat banyak. Potensi untuk memperoleh simpati rakyat akan semakin besar ketika menggandeng Mahfud MD. Rakyat yang tidak berdaya melawan hegemoni oligarkhi memperoleh figure teman pada sosok Mahfud MD.
Keuntungan kedua, calon presiden akan mudah membangun visinya dalam pemberantasan KKN. Pemberantasan mafia hukum dan keadilan. Isu kampanye akan lebih nendang dengan Mahfud MD ada di sampingnya.
Keuntungan ketiga, jika terpilih, presiden terpilih akan semakin ringan menjalankan tanggung jawabnya memimpin negara. Satu tugas berat, pemberantasan KKN, bisa diandalkan penanganannya pada sosok Mahfud MD.
Jika beberapa waktu lalu Mahfud MD secara terang-terangan tidak mendukung Anis Baswedan. Ganjar dan Prabowo masih memungkinkan menjadi tempat Mahfud MD dipasangkan.
ARS, Bangka-Kemang Jaksel, 12-05-2023
[***]