KedaiPena.Com – Anggota Komisi XI DPR RI Fraksi Partai Demokrat Didi Irawadi Syamsuddin berharap, agar pengusaha rokok besar dapat memperhatikan nasib para petani tembakau Indonesia pasca kenaikan tarif cukai.
Hal itu disampaikan Didi sapaanya menyusul kenaikan cukai rokok per 1 Januari 2022 yang diyakini berdampak besar kepada para petani tembakau Indonesia.
“Tapi yang menjadi pertanyaannya apakah mereka mau berbagi. Karena selama ini pengusaha melimpah tetapi petani tembakau begitu-begitu saja. Sedangkan untuk para tengkulak diposisi yang sama untung dengan pengusaha besar,” kata Didi, Selasa, (11/1/2022)..
Permintaan Didi sendiri didasari kekhawatiran akan berkurangnya perokok yang nantinya berimbas kepada para petani tembakau.
Didi melanjutkan, berbeda dengan pengusaha rokok yang tetap bisa melakukan diversifikasi bisnis ketika cukai dinaikan.
“Artinya para pengusaha besar atau konglomerat ini ya aman- aman aja , produksi rokok berkurang tidak berpengaruh buat mereka. Mereka bisa diversifikasi usaha,” jelas Didi.
Didi menjelaskan, para pengusaha rokok besar dapat melakukan diversifikasi bisnis ke bidang lain seperti perbankan hingga perkebunan.
Berbeda, kata Didi, ketika petani tembakau yang akan kesulitan untuk mengalihkan pekerjaanya dan menggeluti bidang lain.
“Memang selama ini, katanya dilatih mereka (petani) tembakau untuk siap kebidang lain, didang pendidikan alternatif lain, tentang bagaimana cara bertani tembakau, tapi kalau dibidang pertanian lainnya , tampaknya mereka yang di bawah ini tidak gampang juga untuk pindah profesi.
Meski demikian, Didi tetap mengapresiasi pelaku usaha besar atas kontribusi terhadap pendapatan negara dengan pajak cukai. Namun, tegas Didi, para petani ini tetap harus diperhatikan juga
“Selama ini kan pajak mereka besar tapi petani tembakau yang merasa dirugikan, ini harus dipikirkan, tidak sekedar diajarkan alternatif ditempat lain. Tapi nasib mereka, uang mereka mulai dari pendapatan berkurang ,bayar sekolahan,buat bayar kesehatan bagaimana dipikirkan, jadi bagaimana pengusaha besar mau berbagi,” pungkas Didi.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati podscat Dedy Corbuzier beberapa waktu lalu mengaku, jika setiap pengambilan keputusan yang dampaknya besar terhadap mayoritas masyarakat selalu menemui dilema.
Apalagi, kata Sri Mulyani, terkait keputusan kenaikan cukai rokok yang menjadi polemik dan menimbulkan pro dan kontra di masyarakat.
Sri Mulyani menjelaskan, dalam pengambilan kebijakan cukai rokok, maskipun kontribusi dalam penerimaan negara sangat besar yaitu mencapai Rp 175 triliun. Menurutnya, pemerintah juga perlu mempertimbangkan faktor kesehatan.
Laporan: Muhammad Lutfi