KedaiPena.Com – Komisi I DPR RI berencana mengundang pihak Markas Besar TNI dan Kementerian Pertahanan untuk memperoleh penjelasan yang detail dan reliabel soal meledaknya meriam buatan Cina saat gladi bersih di Natuna yang menewaskan beberapa prajurit TNI.
Kepala Pusat Komunikasi (Kapuskom) Publik Kementerian Pertahanan, Kolonel Arm Totok Sugiharto sedang menyelidiki kejadian ini.
“Dan ini sebenarnya ranah dari TNI tepatnya angkatan darat. Dan nanti dari Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat, disingkat (Dispenad) akan menyamapaikan secara jelas,” papar dia kepada KedaiPena.Com, Rabu (17/5).
Totok pun menjelaskan, masalah ini menjadi ranah dari Angkatan Darat. Karena, memang ada bagian di angkatan dari yang mengurusi teknis soal kesehatan meriam.
“Itu biasanya ada yang mengurusi teknis soal kesehatan meriam di bawah angkatan darat. Dan biasanya Kemenhan hanya memberikan kebijaksaan nya saja,” tandas dia.
Sementara itu, Komandan Korem 033/WP Brigjen TNI Fachri mengatakan, saat ini proses evakuasi terhadap korban sedang berlangsung.
“Para korban sedang ditangani dan kini dalam penangangan tim medis,” ujarnya.
Fachri tidak dapat menjelaskan lebih detail kejadian karena sedang menggelar rapat.
Latihan perang ini sebenarnya akan dikunjungi Presiden RI Joko Widodo pada 19 Mei 2017 mendatang.
Dua prajurit TNI Angkatan Darat tewas dalam gladi resik latihan perang di Tanjung Datuk, Kabupaten Natuna, Peovinsi Kepri.
Informasi yang dihimpun, kedua prajurit tersebut meninggal setelah terjadi ledakan meriam yang hanya berjarak beberapa meter dari posisi kedua korban, sekira pukul 11.20 WIB.
Kedua prajurit itu bernama Kapten Arh Heru (Danrai) dan Praka Edi. Keduanya tewas di tempat dan langsung dilarikan ke RSUD Natuna.
Lokasi kejadian tepatnya berada di Stelling Arhanud 1/K Jat Giant BOW. Saat gladi resik sedang berlangsung, terjadi kecelakaan penembakan di lokasi.
Saat drone melintas di atas, masing-masing pucuk melakukan penembakan. Pucuk 8 mengalami los kendali pada penyekat kiri yang mengakibatkan penembak tidak dapat mengendalikan pucuknya. Lalu elevasi turun kemudian membabat ke arah jam 9 pada posisi pucuk 7.
Posisi Kapt Arh Heru berada di belakang kiri Pucuk 7 terbabat bagian perut dan punggung dan meninggal di tempat.
Praka Edi yang duduk di belakang tembakan pucuk 6 tertembak bagian badan dan meninggal di tempat.
Laporan: Muhammad Hafidh