KedaiPena.Com – Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha (RPU) Kementerian BUMN, Aloysius Kiik Ro menilai bahwa Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, Nusa Tenggara Barat (NTB) memiliki potensi bisnis yang besar.
Aloysius mengatakan potensi tersebut dapat digarap melalui pengembangan kawasan yang ramah lingkungan dan energi yang terbarukan.
“Selain tentu dengan pantai-pantai yang mengitari kawasan tersebut turut menjadi daya tarik Mandalika sebagai tujuan wisata ke depan. Mandalika akan menjadi destinasi pariwisata yang besar seperti halnya Bali,” jelas dia dalam pertemuan dengan delegasi pemerintah Uni Emirat Arab (UEA) melalui Otoritas Investasi Abu Dhabi, dalam siaran pers yang diterima, Kamis (4/3/2019).
Selain Mandalika, perwakilan PT Pertamina (Persero) juga memaparkan potensi kerja sama di bidang Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan serta pengembangan infrastruktur dan suplai LPG jangka panjang.
Waskita Karya juga menjelaskan mengenai potensi proyek infrastruktur yang telah mereka kerjakan, diantaranya Tol Trans Jawa dan Tol Becakayu (Bekasi, Cawang, Kampung Melayu).
Tol Becakayu Seksi I memiliki masa konsesi 45 tahun yang mana Waskita Karya memiliki saham sebesar 99,7 persen. Untuk Section 1BC dari Bekasi, Cawang, Kampung Melayu tol road sudah berperasi sejak November 2017 dan sisanya diperkirakan selesai akhir 2018 dan 2019,” jelas Direktur Pengembangan Bisnis & Quality, Safety, Health & Environment Waskita Karya, Fery Hendriyanto.
Sementara itu, Executive Director Private Equities Department ADIA, Hamad Al Dhaheri menyatakan bahwa pihaknya sangat berpengalaman dalam berinvestasi pada lini bisnis jalan tol.
Dia menuturkan pola pengembangan proyek infrastruktur dari green menjadi brown field untuk kemudian dilepaskan sahamnya kepada umum merupakan best-practice di sejumlah negara.
“Secara global, kami sudah berinvestasi di proyek-proyek jalan tol sebelumnya, seperti di Kanada dan Australia,” sebut Hamad.
Setelah presentasi, Hamad menyampaikan bahwa hasil pertemuan ini akan diolah secara internal sebelum kedatangan putra mahkota ke Indonesia.
Laporan: Muhammad Lutfi