KedaiPena.Com – Aktivis Pariwisata Indonesia, Taufan Rahmadi menilai, program realokasi anggaran Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) pimpinan Wishnutama Kusubandio dalam menghadapi pandemi Corona atau Covid-19 minim terobosan.
Pasalnya, kata Taufan, realokasi anggaran dukungan Covid-19 hanya sebesar 19.96% dari total anggaran Rp3,2 triliun, tidak proporsional dengan arahan Presiden Jokowi di masa tanggap darurat untuk sektor pariwisata.
“Dengan begitu dapat menunjukkan keberpihakan pemerintah terhadap kondisi terpuruknya para pekerja pariwisata, pelaku ekonomi kreatif dan usaha parekraf saat ini,” kata Taufan kepada wartawan, Sabtu, (9/5/2020).
Taufan juga menyinggung, tentang model program dan kegiatan yang diharapkan dapat dirancang secara lebih kreatif, efektif dan inovatif dengan berbasis kepada data dan mitigasi.
Taufan menegaskan, artinya program yang disiapkan merujuk kepada hal-hal prioritas dan memang dibutuhkan untuk bisa bertahan hidup di masa tanggap darurat.
“Seperti contohnya, anggaran-anggaran pelatihan online yang dialokasikan begitu besar hingga miliaran rupiah akan lebih tepat jika dialihkan untuk menambah anggaran pada program BaLaSa (Bahan Pokok dan Lauk Siap Saji) ataupun Gerakan BISA (Bersih , Indah , Sehat dan Aman),” ungkap Taufan.
Taufan melanjutkan, besaran anggaran untuk bidang pengembangan destinasi dan infrastruktur hanya sekitar 5% dari total pagu anggaran Rp3,2 Triliun.
Selain kurang proporsional, kata Taufan, juga tidak menujukkan orientasi utama kepada semangat mendukung pariwisata yang berkelanjutan.
“Padahal belajar dari dampak yang diakibatkan oleh Covid-19 ini, maka pemenuhan standardisasi global terkait kenyamanan di destinasi pariwisata adalah sangat penting menjadi prioritas untuk ditingkatkan,” ungkap Founder Temanya Wisatawan ini.
Menurut Taufan, wisatawan pasca Covid-19 membutuhkan jaminan kebersihan, kesehatan, keamanan, dan kesiapan mitigasi pariwisata di saat mereka menentukan pilihan destinasinya.
“Pemulihan pariwisata Indonesia tidak saja mampu menjaga kelestarian alam dan budayanya, kualitas wisatawannya tetapi juga mampu menyelamatkan dan menyejahterakan ekosistem manusia yang hidup di dalamnya,” tandas Taufan.
Laporan: Muhammad Hafidh