KedaiPena.Com – Dalam rangka meningkatkan kompetensi SDM Maritim, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman melakukan tindak lanjut kerja sama dengan World Maritime University (WMU). Salah satunya yakni mengadakan kuliah umum langsung bersama President (Rektor) WMU Dr.Cleopatra Doumbia-Henry, di Gedung BPPT 2, Jakarta Pusat, ditulis Rabu (05/04).
“Sudah waktunya SDM kemaritiman kita lebih diperhitungkan di pasar global,†Tegas Asisten Deputi Bidang Pendidikan dan Pelatihan Maritim Kemenko Maritim, TB Haeru Rahayu.
“Indonesia adalah Negara kepulauan dengan garis pantai terpanjang kedua di dunia, sewajarnya tenaga-tenaga bidang maritim akan mudah diserap di dunia kerja karena memang sangat dibutuhkan. Di sisi lain kita harus perhatikan sertifikasinya, peraturan perundangan dan lain-lain agar SDM kita ini terjaga dari kemungkinan mistreatment dalam dunia kerja global,†tambahnya.
Dalam kuliah umum bertema Indonesia and Sustainable Development Goal No.14 ini, Henry didampingi langsung oleh Deputi Bidang Koordiansi Kedaulatan Maritim Kemenko Maritim, Arif Havas Oegroseno dan Deputi Bidang Koordinasi SDM, Iptek, dan Budaya Maritim Kemenko Maritim, Safri Burhanuddin. Diketahui setelah kuliah umum, rencananya Rektor WMU ini akan melakukan kunjungan kerja ke fasilitas IPC corp.University di Ciawi, Jawa Barat, kunjungan ke Sekolah Tinggi Pelayaran, Sekolah Tinggi Perikanan, dan ditutup dengan sesi kuliah umum di Universitas Hasanuddin, Makassar.
Perihal peningkatan sumber daya manusia kemaritiman, Kemenko Maritim juga bekerja sama dengan Kementerian-kementerian teknis yang mengelola pendidikan maritim. Kementerian Kelautan dan Perikanan mengelola Sekolah Tinggi Perikanan, Kementerian Perhubungan mengelola Sekolah Tinggi Pelayaran, BUMN pelayaran PELINDO juga mengelola fasilitas pendidikan melalui IPC corp.University. Mahasiswa dan alumni didorong untuk dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi di WMU melalui platform kerja sama Kemenko bidang Kemaritiman dengan WMU yang telah ditandatangani pada bulan Oktober 2016.
Laporan: Anggita Ramadoni