KedaiPena.Com – Sektor Pariwisata adalah sektor yang paling terdampak akibat adanya Covid-19. Namun, pemerintah terus optimis untuk bisa menyikapi hal tersebut.
Koordinasi dengan lintas ‘stakeholder‘ juga terus dilakukan dalam rangka mendorong secara bertahap reaktivasi aktifitas pariwisata.
Demikian disampaikan Asisten Deputi Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan, Deputi Bidang Koordinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kemenko Marves Kosmas Harefa di Jakarta, Jumat (17/07/2020).
“Kita terus berfikir untuk menyikapi hal ini, kita akan mencari terobosan apa saja agar tetap semangat memulihkan pariwisata secara bertahap,” ujar dia.
Asdep Kosmas mengatakan sampai akhir tahun 2020 ini kekuatan dalam rangka pemulihan kepariwisataan adalah dengan wisata domestik. Ini artinya wisata domestik yang harus dikelola dengan baik.
Maksudnya, pariwisata yang bertumpu pada wisatawan lokal ke tempat wisata dalam negeri. Hal ini karena kecenderungan wisatawan luar negeri masih takut berkunjung ke Indonesia.
Terlebih tren wisata ke depan menurut Asdep Kosmas, para wisatawan yang ingin melakukan perjalanan wisata akan sangat memperhatikan faktor kesehatan, kebersihan, keselamatan, dan keamanan.
“Oleh sebab itu, ini penting bagi pelaku industri wisata agar semuanya harus merujuk kepada upaya-upaya yang memberikan jaminan-jaminan ke wisatawan bahwa hal yang terkait kesehatan, kebersihan, keselamatan, dan keamanan adalah yang nomor satu,” jelas Asdep Kosmas.
Soal insentif, Kosmas berujar bahwa pemerintah telah melakukan relaksasi terhadap PPH 21 dan 25. Jadi memberikan nafas untuk para pelaku usaha pariwisata.
Selain itu terkait Permendagri no 1 tahun 2020, juga mengatur soal percepatan penggunaan alokasi anggaran kegiatan tertentu (refocusing) dan/atau perubahan alokasi anggaran yang digunakan secara memadai untuk meningkatkan kapasitas.
“Tinggal bagaimana pemerintah daerah bisa mendorong ke sektor pariwisata, misal dengan rapat di daerah wisata. Dengan ini masyarakat bisa tahu bahwa daerah itu aman dikunjungi. Asal tetap dengan protokol kesehatan dan rekomendasi gugus tugas. Atau juga bisa dengan wisata virtual. Meski pasti berbeda wisata riil dengan wisata virtual,” tandasnya.
Laporan: Muhammad Lutfi