KedaiPena.com – Kemenangan Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat memunculkan kekhawatiran bagi perindustrian Indonesia terutama industri tekstil. Hal ini merujuk pada kebijakan Trump yang akan membangun industri dalam negeri mereka.
Direktur Eksekutif Center of Reform Economic (CORE), Mohammad Faisal, mengatakan kebijakan perdagangan yang akan diterapkan Amerika akan memberikan dampak yang signifikan terhadap perekonomian dunia, termasuk Indonesia.
“Bahwa kalau kita melihat arah kebijakan dari Trump, memang dia ingin membangun industri domestik Amerika yang salah satu caranya adalah memang menaikkan hambatan perdagangan, terutama tarif,” kata Faisal, Sabtu (9/11/2024).
Salah satu dampak terbesar yang dirasakan oleh sektor industri tekstil dan produk tekstil, yang menjadi salah satu komoditas utama ekspor Indonesia ke Negeri Paman Sam.
Kebijakan tarif tinggi yang diterapkan Amerika, terutama pada Tiongkok dirancang untuk melindungi industri domestik mereka. Namun, kenaikan hambatan perdagangan ini secara tidak langsung memengaruhi industri tekstil di Indonesia.
“Walaupun katakanlah 10 persen atau tidak sampai 10 persen, itu artinya besar, terutama karena kita banyak mengendalikan pasar Amerika, terutama untuk industri tekstil dan produk tekstil, ekspor tekstil dan produk tekstil,” ujarnya.
Lebih lanjut, saat ini industri tekstil Indonesia bergantung pada fasilitas Generalized System of Preference (GSP) yang memungkinkan tarif rendah untuk produk-produk dari negara berkembang. Tetapi, jika Indonesia berhasil masuk ke Organization for Economic Cooperation and Development (OECD), manfaat ini bisa dicabut.
“Apalagi kalau kita mau masuk OECD, ini bisa jadi tidak diteruskan lagi. Nah, dan arah kebijakan Trump juga tidak meneruskan fasilitas apalagi untuk negara yang dianggap sudah tidak least developed countries lagi, bahkan mau masuk OECD,” ujarnya lagi.
Di sisi lain, kebijakan Amerika terhadap China dapat menyebabkan meningkatnya ekspor produk tekstil China ke negara-negara alternatif, termasuk Indonesia. Hal ini diperkirakan akan memicu peningkatan produk impor dari China ke Indonesia, baik secara legal maupun ilegal, yang bisa mengganggu pasar domestik.
“Makin tinggi lagi banjir impornya dan ini akan semakin menekan kinerja dari industri tekstil dan produk tekstil dalam negeri,” pungkasnya.
Laporan: Ranny Supusepa