KedaiPena.Com – Pecinta sastra Adhie Massardi merasa risau dengan perkembangan sastra tanah air.
Sebab perkembangannya tak lagi menjadi penyokong gerakan kebangsaan, malah mendayu-dayu layaknya lagu cinta. Membuat mental bangsa lembek.‎
‎
“Tak seperti zaman sebelumnya, sastra dijadikan alat perjuangan melawan penindasan,” kata dia kepada KedaiPena.Com, ‎Selasa (14/6).
‎
Sambung Adhie, dulu Indonesia mengenal Pramoedya Ananta Toer yang membuat karya monumental dalam tetralogi Pulau Buru.‎
Lalu ada juga WS Rendra yang selalu mengkritik kondisi sosial yang ada dalam puisinya. Puisi Rendra rata-rata satire, semua atas nama kemanusiaan.‎
Yang juga patut dicatat adalah ‎syair-syair yang ada di lagu Iwan Fals, begitu membangkitkan semangat perlawanan.
Sebagai langkah konkret, Adhie Akan menjadi kurator ‎di rubrik sastra KedaiPena.Com. Adhie akan menggaungkan sastra model tersebut.
Ia juga menganalisa tulisan-tulisan sastra dari anak muda yang akan ditampilkan di KedaiPena.Com.‎
“Kita akan kembalikan sastra Indonesia ke khittah,” tegas dia.
(Prw/Apit)‎