KedaiPena.Com – Segenap rakyat dan bangsa Indonesia harus memfokuskan perhatian dalam menghadapi berkecamuknya gelombang di pasifik, serta ancaman dan tantangan patahan sejarah yang sedang menghadang dan menjadikan bangsa kita sebagai sasaran dan medan perebutan pengaruh.
Demikian dikatakan Haris Rusly, aktivis Petisi 28 dan Kepala Pusat Pengkajian Nusantara Pasifik (PPNP) kepada KedaiPena.Com ditulis Rabu (22/3).
“Patahan sejarah yang diprediksi akan terjadi ke depan diakibatkan oleh gesekan matahari kembar, antara matahari yang terbit di barat, kapitalisme korporasi yang tumbuh di Inggris dan Amerika, berhadapan dengan matahari yang terbit di utara, kapitalisme negara yang tumbuh China, yang sinarnya mulai terasa terik,” kata dia.
Pada prinsipnya, baik kapitalisme korporasi yang tumbuh di barat, Amerika, Inggris, Eropa, maupun kapitalisme negara yang tumbuh di China mempunyai kesamaan tujuan, yaitu melebur dunia dengan meniadakan batas batas negara yang menghambat pertumbuhan dari kapitalisme itu sendiri.
“Bedanya, kapitalisme barat telah berhasil menguasai dan mengendalikan dunia melalui ‘soft ware system’ negara, ‘One Goverment One System’ (OGOS), yaitu dengan menggunakan senjata liberalisme (ekonomi dan politik) serta revolusi teknologi informasi untuk meleburkan dan mendominasi dunia,” Haris menambahkan.
Sementara kapitalisme negara yang tumbuh di China berambisi melebur, menguasai dan mengendalikan dunia ke dalam gengamannya melalui hard ware system, yaitu melalui senjata pembangunan infrastruktur untuk menyatukan seluruh negara-negara dengan pusat politik di Beijing dan pusat ekonomi dan keuangan di Shanghai.
“China dream†akan diwujudkan melalui program Jalur Sutra, satu sabuk satu jalur, One Belt One Road (OBOR), yang dijalankan melalui projek pembangunan infrastruktur menyusuri darat dan laut, yang menghubungkan seluruh kawasan di Asia Tengah, Asia Tenggara, Australia, Eropa, Afrika, Timur Tengah, dan lain-lain.
“Salah satu tujuan dari projek OBOR tersebut adalah mengontrol dan mengendalikan jalur supply chain (rantai pasokan) secara international, menjadi “kepala preman†yang mengontrol jalur produksi, distribusi dan konsumsi di kawasan pasifik,†Haris menambahkan.
Baik projek OGOS (One Goverment One System) dari kapitalisme barat maupun projek OBOR (One Belt One Road) dari kapitalisme China, adalah sebuah ancaman serius bagi bangsa Indonesia. Pertama, ancaman peleburan negara (unification). Tahapan peleburan negara telah berlangsung cukup lama melalui liberalisasi ekonomi dan revolusi teknologi informasi yang telah merobohkan batas, tiang dan dinding negara.
“Kedua, setelah melewati jalan peleburan negara, maka okupasi (occopation) atau pendudukan wilayah oleh bangsa lain di atas tanah Indonesia akan semakin mulus, sebagaimana yang dilakukan oleh Inggris yang menduduki tanah Australia dengan mengusir suku asli Aborigin, atau pendudukan atas tanah Amerika oleh Inggris dengan mengusir suku asli Indian,” ujar dia lagi.
Negara penjajah seperti Inggris sangat kuat mencengkeram dunia karena ditopang oleh konsep ‘commonwealth’ yang tersebar luas menduduki dan membentuk negara Afrika Selatan, Kanada, Selandia Baru, Australia dan Amerika Serikat, dan lain-lain.
Sementara peradaban China menjadi kuat karena didukung oleh kekuatan ‘overseas’ (perantauan). Demikian juga kekuatan Yahudi menguasai dan mengendalikan dunia dengan strategi dan konsep diasporanya.
Laporan: Muhammad Hafidh