KedaiPena.Com- Anggota Komisi XI DPR RI Ahmad Najib Qodratullah menilai langkah Institut Teknologi Bandung (ITB) yang memberikan alternatif pembayaran Uang Kuliah Tunggal (UKT) melalui pinjaman online (pinjol) sangat keliru. Menurut Najib pinjol lebih banyak menjerat para nasabahnya.
“Pinjol lebih banyak menjerat karena bunga tinggi. Banyak kejadian yang terjerat seperti kasus mahasiswa yang terjerat pinjol akibat belum matangnya tata kelola keuangan, ” jelas Najib seperti dikutip, Senin,(29/1/2024).
Najib menilai, mekanisme pinjol yang ditetapkan ITB bukan menjadi solusi terbaik untuk membuka ruang pertolongan bagi mahasiswa.
Meski begitu, Najib memahami langkah tersebut merupakan bagian dari konteks Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) yang memberikan peluang pada kampus untuk menutupi kebutuhan biaya kampus.
“Justru menurut saya, perbankan perlu banyak mengeluarkan produk perbankan dalam mengakomodasi hal seperti ini. Tentu karena ini mahasiswa, perlu terobosan fitur-fitur pembiayaan,” ujar Najib.
Ia meminta sektor Perbankan untuk menyediakan produk berupa kredit pembiayaan bagi mahasiswa. Najib berharap perbankan turun tangan untuk menyediakan produk perbankan berupa kredit pembiayaan mahasiswa.
“Saya melihat bahwa mahasiswa kita perlu dilindungi dalam hal kegiatan pembiayaan. Mahasiswa perlu diperhatikan untuk mendapat akses kredit perbankan. Ini merupakan investasi masa depan bangsa,” beber Najib
Najib juga menyoroti Otoritas Jasa Keuangan (OJK) selaku pemegang regulasi untuk melakukan peninjauan ulang terhadap keberadaan pinjol.
“Saran saya, OJK sebagai regulator mestinya melihat kenyataan, bahwa pinjol perlu diatur ulang agar tidak menjadi masalah dikemudian hari,” ujarnya.
Najib mengaku kerap menerima keluhan terkait mahasiswa yang terjerat pinjol ini. Bahkan, kata Najib, beberapa kampus terkenal pun pernah berdiskusi dan melaporkan kasus mahasiswa mereka yang terjerat pinjol.
“Ada beberapa kampus terkenal melaporkan kejadian serupa, mahasiswa terjerat utang pinjol secara massal. Ya mungkin karena kelebihan pinjol yang tidak banyak memerlukan persyaratan memudahkan nasabah untuk mengajukan kredit,” ungkap Najib.
Disinggung tentang produk Perbankan yang bisa diakses mahasiswa, Najib mengatakan sebenarnya sudah ada di lembaga Perbankan. Namun, tidak banyak mahasiswa yang manfaatkan produk tersebut.
“Ada (produk Perbankan), tetapi banyak mahasiswa yang tidak Bankable menyebabkan mereka enggan,” pungkas Najib.
Laporan: Tim Kedai Pena