KedaiPena.com – Kebijakan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan untuk menghapuskan kelas rawat inap dan merubahnya menjadi kelas rawat inap standar per 1 Juli 2022, dinyatakan pengamat memiliki sisi positif dan negatif.
Pengamat Kesehatan Publik IDEAS, Fajri Azhari menyatakan kebijakan penghapusan kelas pada skema pembayaran BPJS Kesehatan memiliki dua dampak, positif dan negatif.
“Positifnya, secara otomatis masyarakat kelas bawah akan merasakan fasilitas kesehatan yang diterima selama ini oleh masyarakat menengah ke atas. Kuota bagi masyarakat kelas bawah menjadi bertambah sesuai kapasitas tempat tidur yang ada di rumah sakit secara general,” kata Fajri saat dihubungi, Jumat (10/6/2022).
Negatifnya, masyarakat kelas menengah ke atas berpotensi keluar dari BPJS Kesehatan dan kemungkinan pindah ke asuransi swasta dengan berbagai fasilitas yang lebih menarik.
“Kedepannya, yang menjadi krusial adalah penentuan besaran iuran bagi kelompok paling bawah apakah sanggup membayar jika pemerintah menetapkan harga iuran tengah-tengah,” ucapnya.
Di sisi lain, lanjutnya, sejauh mana pemerintah mampu menjaga masyarakat kelas atas agar tetap menjadi peserta aktif BPJS Kesehatan.
“Dugaan kami pemerintah telah mapping terhadap kelompok masyarakat kelas atas yang loyal membayar iuran namun jarang menggunakan fasilitas kesehatan karena menerapkan perilaku kesehatan yang lebih baik,” ucapnya lagi.
Potensi masalah lainnya, menurut Fajri, jika iuran BPJS Kesehatan ditentukan oleh besaran gaji, adalah pada sektor pekerja tak memiliki gaji tetap atau tidak bekerja.
“Sebenarnya besaran iuran bisa ditekan serendah mungkin jika edukasi perilaku kesehatan di masyarakat intensif. Namun sayangnya peran ini kurang berjalan maksimal oleh puskesmas yang kebanyakan lebih didominasi oleh pengobatan,” kata Fajri menjelaskan.
Ia menyatakan Kementerian Kesehatan seharusnya melakukan upaya promotif dan preventif yang setara dengan kuratif.
“Seharusnya simultan. Kalau Kemenkes serius dengan upaya promotif dan preventif maka mindset masyarakat lama kelamaan akan berubah. Serius dapat juga bermakna alokasi anggaran dan tenaga penyuluh kesehatan yang memadai,” pungkasnya.
Laporan: Ranny Supusepa