KedaiPena.Com – Literasi mengasyikkan. Literasi mencerdaskan. Literasi meluhurkan. Pasti menghebatkan!
Demikian gemuruh suara yel-yel Kelas Literasi Progresif yang dilantunkan bersama-sama dan berulang-ulang dengan penuh semangat oleh para siswa dan siswi SMAN 13 Jakarta Utara di ruang aula sekolah itu, pada Rabu (16/10/2019) pagi.
Nada yel-yel itu mirip yel-yel suporter klub sepak bola Manchester United (MU) ketika MU sedang bertanding.
Dari pagi hingga siang hari, Puluhan pelajar SMAN 13 Jakarta Utara, yang merupakan salah satu sekolah dengan prestasi membanggakan itu, terlihat memenuhi ruang aula.
Mereka tampak antusias mengikuti kegiatan Kelas Literasi Progresif Menyambut Hari Sumpah Pemuda untuk Generasi Z, bertema “Pemuda dan Patriotisme di Era Digital”.
Kegiatan itu sendiri merupakan kerjasama antara lembaga yang selama ini bergerak di sektor anak dan remaja yakni Jaringan Anak Nasional (JARANAN) dengan Suku Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Sudin Pusip) Jakarta Utara.
Selain ikut dihadiri para guru SMAN 13 Jakarta, hadir pula di acara itu guru SMAN 15 Jakarta, Nurul, yang diutus kepala sekolahnya untuk mengikuti acara itu.
Kelas Literasi Progresif merupakan program yang digagas JARANAN, dan telah dijalankan di banyak titik sebelumnya, sebagai bagian dari upaya menumbuhkembangkan minat dan daya literasi yang kuat, yang berwatak kritis juga progresif di kalangan masyarakat, terlebih di kalanga peserta didik.
Hal itu untuk ikut merangsang dan menyebarluaskan tradisi ilmiah yang verifiikatif atas sistem pengetahuan yang ada, yang mampu menghalau hoax, sekaligus meluhurkan para peserta didik.
Kegiatan Kelas Literasi Progresif dikemas lewat pembelajaran partisipasi aktif. Setiap peserta dirangsang untuk aktif menyampaikan pendapat dan pandangan-pandangannya, yang diharapkan mampu menginspirasi peserta lainnya.
Nara sumber yang dihadirkan pada Kelas Literasi Progresif di SMAN 13 Jakarta adalah Direktur Eksekutif JARANAN Nanang Djamaludin dan peneliti JARANAN Imam Sunarto. Acara dipandu oleh pegiat literasi Indah Prastiwi. Pelbagai judul buku bacaan bergizi tinggi dari JARANAN pun menjadi hadiah kepada para peserta yang aktif dan menginspirasi.
Dalam penjelasannya, Nanang Djamaludin mengatakan JARANAN sejak awal berdiri JARANAN memang tergerak untuk ambil bagian, salah satunya, untuk turut menghela pembentukan dan penguatan karakter positif. Tak terkecuali karakter patriotik dan nasionalistik dalam diri para pelajar lewat modul-modul kelas literasi Progresif yang disusunnya.
“Apalagi selama ini disinyalir oleh pelbagai pihak tentang kecenderungan lemahnya atau melunturnya watak patriotik dan nasionalistik di kalangan generasi muda. Dan jika itu terus berlangsung dan dibiarkan tanpa upaya meluruskannya, tentu amat potensial menjadi ancaman paling serius bagi kita sebagai bangsa yang dalam konstitusinya justru mencantumkan cita-cita mulia kehidupan adil, makmur, sejahtera dan cerdas secara bersama-sama sebagai bangsa,” paparnya
Menurutnya, bagi seorang pelajar ketika.ia memasuki usia 16 tahun maka saat itu pula ia tidak saja berstatus sebagai anak menurut definisi UU Perlindungan Anak. Namun ia pun sudah masuk kategori pemuda, setidaknya menurut UU No. 40 Tahun 2019 tentang Kepemudaan, yang mendefinisikan Pemuda sebagai mereka-mereka yang berusia 16-30 tahun.
Pada rentang usia itulah, lanjutnya, sejarah nasional dan dunia selalu menunjukkan tampilnya sosok-sosok pemuda yang patriotik yang menjadi inspirator dan penggerak perubahan besar bagi kemajuan masyarakat dan bangsanya.
“Saya percaya, adik-adik yang hadir di Kelas Literasi Progresif ini, melalui pemahaman yang benar, latihan tak kenal lelah atas aktivitas literasi progresif yang dijalani sehari-hari, maka kalian bakal sanggup menjadi Generasi Z terbaik yang berwatak patriotik dan nasionalistik, yang secara nyata menjadi tulang punggung kemajuan masyarakat dan bangsa Indonesia ke depan nanti,” ujarnya.
Nanang meminta agar para siswa-siswi SMAN 15 senantiasa berada dalam proses berliterasi secara kritis, yang berpijak pada pemahaman yang baik atas konstitusi negara yang dipandu tujuan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sebagaimana dirumuskan para Bapak Pendiri Bangsa.
“Generasi Z seperti kalian harus jauh lebih peduli untuk mempelajari dan memahami konstitisi secara baik dan benar, terlebih yang menyangkut tujuan kehidupan bersama sebagai bangsa dan negara. Sebab jika kalian abai mempelajarinya, maka siapa lagi yang akan menjamin optimisme atas kehidupan bersama di masa depan yang lebih baik sesuai spirit pembukaan UUD 1945?” ungkapnya dengan nada bertanya.
Imam Sunarto berharap para pelajar SMAN 13 yang notabene merupakan Generasi Z harus menjadi bagian dari generasi yang mampu memangkas sikap individualistik dalam diri masing-masing. Seraya mengembangkan dan membudayakan sikap kolaboratif diantara sesama Generasi Z, maupun dengan generasi di atasnya dan generasi Alpha di bawahnya bagi kehidupan bersama yang lebih baik.
“Dengan berbekal hal itu, ditambah dengan pembiasaan melakukan aktivitas literasi secara kritis dan progresif, maka optimisme atas masa depan Indonesia yang gemilang di tangan kalian tidak akan pernah tertutup,” ujarnya meyakinkan.
Banyak dari siswa-siswi SMAN 13 Jakarta yang hadir turut berpendapat selama kegiatan berlangsung dan memantik inspirasi di Kelas Literasi Progresif itu. Diantaranya Asraf, Maria, Kalea, dan Hawadea . Sementara Wakil Kepala Sekolah SMAN 13 Ade Nuryaman mengapresiasi positif kegiatan tersebut.
Laporan: Muhammad Lutfi