KedaiPena.com – PT Danareksa (Persero) atau Holding BUMN Danareksa menyambut baik peresmian PT Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) usai ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Industropolis Batang oleh Presiden Prabowo Subianto pada Kamis (20/3/2025).
Direktur Utama Holding BUMN Danareksa, Yadi Jaya Ruchandi mengatakan, penetapan KEK menitikberatkan penguatan ekonomi nasional melalui industri berkelanjutan, investasi, penciptaan lapangan kerja, hingga mempercepat hilirisasi industri.
Adapun salah satu investasi yang didorong dari KEK Batang, yakni implementasi program Two Countries Twin Park (TCTP) yang akan menjadikan KITB sebagai pusat kolaborasi strategis Indonesia-Tiongkok. Implementasi ini membuka peluang besar bagi industri lokal untuk terlibat dalam ekosistem industri yang lebih luas.
Implementasi program TCTP resmi dijalankan usai penandatanganan nota kesepahaman (MoU) KITB dengan China State Construction Engineering Corporation (CSCEC). Kerja sama ini meliputi beberapa proyek, pertama perencanaan dan pengembangan lahan industri seluas 500 hektare dengan akses logistik terintegrasi melalui pelabuhan laut dan pelabuhan kering.
Kedua, kerja sama pemasaran bersama untuk menarik tenant dan membangun ekosistem supply chain. Ketiga kerja sama investasi, di mana KITB menyediakan lahan dan infrastruktur dasar, kemudian China yang akan membawa infrastruktur canggih dan akuisisi tenant.
Ia mengatakan, penandatanganan MoU dengan CSEC dapat terwujud dan diperluas hingga ke kawasan industri Holding BUMN Danareksa yang lain, yakni Kawasan Industri Wijayakusuma (KIW).
“Kami optimistis arus investasi global dapat semakin meningkat, sehingga dapat turut mendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia dan memberikan dampak bagi masyarakat di sekitar kawasan,” kata Yadi dalam keterangan tertulisnya, dikutip Senin (24/3/2025).

Untuk diketahui, nilai investasi yang diproyeksikan KEK Industropolis Batang mencapai Rp133,8 triliun dalam satu dekade ke depan. Dengan investasi tersebut, KEK Industropolis Batang tidak hanya menjadi magnet bagi perusahaan multinasional, mainkan dapat mengakselerasi penyerapan lebih dari 240 ribu tenaga kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.
Selain itu, Yadi meyakini kawasan ini berpotensi meningkatkan ekspor hingga 23,98 juta Dollar Amerika, memperluas akses pasar global hingga mempercepat transfer teknologi dan inovasi.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama KITB Ngurah Wirawan menegaskan, KITB sebagai KEK Industropolis Batang dan investasi oleh CSCEC membuktikan kepercayaan tingginya kepercayaan investor global.
“Kami sangat bersyukur dengan penetapan kami sebagai KEK akan membantu percepatan pembangunan KITB ini menjadi lebih cepat, menjadi lebih menarik bagi para investor dalam rangka peningkatan investasi asing dan investasi dalam negeri di Batang,” ungkapnya.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, kerja sama TCTP sudah dibicarakan sejak 2 tahun lalu dan berjalan menunggu status KEK. Adapun TCTP akan dilakukan di tiga kawasan industri, yakni di KITB, KIW, dan Bintan.
Airlangga mengatakan, kehadiran 20 perusahaan Tiongkok di KITB diharapkan dapat mengembangkan potensi kerja sama di atas lahan KEK Industropolis Batang seluas 500 hektar dengan target KITB menjadi Shenzhen-nya Indonesia.
“Kerja sama TCTP juga akan menarik investasi minimal Rp 60 triliun dalam lima tahun ke depan. Tentunya, kalau semua sudah berjalan ke tiga kawasan, nilai investasinya akan menjadi lebih besar lagi dan menjadi semacam momentum dari kerja sama politik Indonesia-Tiongkok,” tutupnya.
Laporan: Ranny Supusepa