KedaiPena.Com – Penolakan masyarakat terhadap pembangunan Bendungan dan Pertambangan di Desa Wadas, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah mendapat tindakan represif dari aparat kepolisian. Para penegak hukum tersebut bertindak represif saat bertugas mengawal pengukuran tanah yang dilakukan tim pengukur dari Badan Pertanahan.
Manager Advokasi dan Kampanye KAWALI Nasional Fatmata Juliansyah menyayangkan, tindakan penangkapan tanpa alasan, pengepungan, serta penyerbuan kepada masyarakat penolak dengan memakai dan menggunakan senjata yang lengkap.
Menurutnya, tindakan itu telah membuat para warga Desa Wadas merasa tidak aman dan nyaman dalam menyampaikan suaranya.
“Sangat disayangkan mengapa hal ini terjadi, padahal yang dihadapi adalah kaumnya sendiri, mereka adalah masyarakat dan penduduk asli desa wadas, bukan teroris,” jelas dia, Rabu,(9/2/2022).
Ia menilai, ketika tidak ada lagi rasa aman dalam menyampaikan pendapat, maka saat itu lah kebebasan dalam menyampaikan pendapat dan berekspresi dibatasi. Hal ini pun, kata dia, membuat lunturnya nilai-nilai demokrasi.
“Ketika suatu negara penganut asas demokrasi tidak lagi memegang teguh nilai-nilai demokrasi tersebut maka kemunduran yang luar biasa dialami oleh negara tersebut. Maka kawali sangat menyayangkan kejadian yang terjadi di Desa Wadas dan mengecam keras tindakan represif yang dilakukan aparat kepolisian terhadap warga,” jelas dia,
Ia menambahkan, tidak sepantasnya aparat kepolisian sebagai aparat penegak hukum yang seharusnya mengayomi masyarakat melakukan tindakan represif kepada warga.
“Selain kejadian ini seolah mencerminkan lunturnya nilai demokrasi, kejadian ini juga akan menimbulkan trauma bagi para penduduk setempat, terlebih bagi kaum perempuan dan anak-anak kecil yang sangat rentan terhadap kekerasan. Kesehatan mental anak-anak sangat penting untuk diperhatikan, mengingat mereka adalah generasi penerus yang akan melahirkan calon-calon pemimpin masa depan,” pungkas dia.
Laporan: Sulistyawan