Artikel ini ditulis Karel Susetyo, Pemerhati Politik, Tinggal di Bogor.
Intelektual Inggris Alexander Pope menggambarkan partai politik sebagai, “party is the madness of many for the gain of a few”.
Yang jika diartikan adalah, parpol itu kegilaan sejumlah orang untuk kepentingan segelintir orang.
Bagi kita, apa yang dikatakan oleh Pope tadi nyata adanya, dalam wujud KLB Deli Serdang kemarin.
Setidaknya kegilaan itu muncul dari beberapa oknum kader dan mantan kader PD.
Bahkan sebagian besar di lapangan KLB tidak jelas kadar kekaderannya. Bisa jadi mereka bukan kader, tapi keder.
Kegilaan itu tentu bukan ujug-ujug hadir tanpa sebab. Ia berkelindan antara nafsu berkuasa, motif kapital dan balas dendam kepada Partai Demokrat yang sah.
Uniknya mereka justru dengan senang hati kolabs dengan pihak luar, melakukan apa yang sepatutnya menjadi tugas kader untuk menjaga soliditas partai.
Saya katakan unik, karena biasanya yang menyelenggarakan KLB di sejumlah partai itu pasti orang dalam.
Mungkin ini yang disebut oleh Harold Laswell, “politik adalah siapa mendapatkan apa dan bagaimana cara mendapatkannya”.
Soal prinsip, nilai, moral, dan etika bukanlah variabel penting yang masuk dalam pertimbangan.
Ada sejumlah nama kader PD yang menjadi motor di KLB kemarin. Nama-nama yang menjadi kader terdepan, andalan dan masuk dalam ring 1 SBY ketika PD berkuasa selama sepuluh tahun.
Tersebutlah salah satunya Marzuki Alie yang pernah melawan dengan keras upaya Ventje Rumangkang dalam melaksanakan Silaturahmi Nasional pada 2015 lalu.
Berhenti di sini, rasanya saya ingin mengoreksi apa yg disampaikan oleh Pope di awal tulisan ini.
Bahwa sebenarnya bukan parpol yang melakukan kegilaan, karena PD tentu tidak melakukan kegilaan KLB Deli Serdang.
Akan tetapi para oknum kaderlah yang melakukan itu. Dan kita patut menyematkan KLB kemarin sebagai Kegilaan Luar Biasa.
Hanya orang normal saja yg bisa melihat kegilaan itu sebagai sebuah absurditas moral dan etika.
[***]