KedaiPena.Com – Cita-cita kedaulatan pangan setiap kampanye diulang-ulang oleh para politisi. Jokowi misalnya, saat kampanye 2014 berjanji menghentikan impor, tetapi saat berkuasa tetap mengimpor.
Demikian dipaparkan Begawan Ekonomi Rizal Ramli saat diskusi bertema ‘Jokowi Raja Impor’? di Kantor Sekretaris Nasional Prabowo-Sandi Jl HOS Cokroaminoto No 93, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (29/1/2019).
“Jokowo bilang akan stop impor itu. Tetapi kok hasilnya, setelah empat tahun Indonesia importir gula terbesar di dunia,” papar Rizal, eks penasehat ekonomi PBB ini.
Mantan Menko Ekuin Presiden Gus Dur ini juga heran, empat tahun pemerintahan Jokowi kedaulatan pangan justru miris. Dia ingin hal ini dikritisi, supaya siapapun yang terpilih jadi Presiden di periode berikutnya tidak berbohong.
“Esensinya sederhana, pidato tentang kedaulatan pangan, Trisakti itu bagus sekali, tapi begitu menyusun strategi, strateginya ke kiri, pidatonya ke kanan, strateginya ke kiri, kebijakannya ke kanan, pengangkatan personalianya ke kiri, padahal cita-citanya ke kanan,” tuturnya.
Menurutnya, jika Jokowi konsisten antara cita-cita kedaulatan pangan dan strategi, maka empat tahun ini negara akan jauh lebih baik. Namun karena bisikan politik yang kental, sikap presiden Jokowi tidak konsisten.
“Karena ya itu politik dipakai sebagai alat bagi-bagi kekuasaan, saya sih memahami bahwa tentu perlu koalisi, perlu macem-macem. Tapi minimal 10 menteri itu betul-betul ikut garis presiden, profesional, karena kalau tidak berulang lagi ini,” ujarnya.
“Pertanyaannya mungkin enggak Pak Jokowi kepilih lagi bulan April? Dia akan berubah policy stategi nya? Saya kira enggak mungkin karena karakternya lemah, ditekan sama siapa, yang brewoknya banyak takut gitu loh,” tandas Rizal Ramli.
Laporan: Muhammad Hafidh