KedaiPena.Com – Pertumbuhan retail (pasar modern) berbasis franchise (waralaba) semakin menjamur di berbagai daerah di Nusantara, terutama waralaba berlevel mini market. Menurut Direktur Bina Usaha Kementerian Perdagangan RI, Fetnayeti, saat ini ada 12.000 bisnis waralaba dengan jumlah gerai mencapai 23.000 di Indonesia.
Aksi Cepat Tanggap/ACT bersama Tim Kedai Yatim, membaca fenomena tersebut untuk menciptakan waralaba yang tidak kapitalistik, namun pro ekonomi kerakyatan, bernuansa ibadah dan keamanusiaan, maka dibentuklah bisnis waralaba Kedai Yatim.
Kedai Yatim didirikan untuk mengembangkan bisnis ritel modern dengan melibatkan unsur ibadah yaitu melalui sedekah. Dengan cara berbelanja di Kedai Yatim, pelanggan dan masyrakat selain memenuhi kebutuhan pokoknya sehari-hari, juga turut memiliki peran yang besar dalam membantu kehidupan 3 kaum yang terdiri dari: Pertama, anak-anak yatim piatu. Kedua, kaum dhuafa atau fakir miskin. Ketiga, kaum cacat (disabilitas). Dengan cara menyalurkan sebanyak 30 persen keuntungan dari bisnis ritel modern Kedai Yatim kepada tiga kaum tersebut dan dilaporkan secara berkala.
Menurut Syahru Aryansyah (37), Head Office Kedai Yatim, peluang besar untuk menggalang donasi kemanusiaan di bisnisconsumer good ini sangat besar sekali potensinya karena dari konsumsi consumer good di Indonesia, yang bermerk saja lebih dari 1 triliun. Tapi yang digarap oleh retail modern itu belum sampai 20 persennya, lainnnya masih bersifat tradisional, yang tradisiona ini lama-lama akan naik kelas menjadi modern.
“Kami sangat berterimakasih dengan ACT atas kepercayaannya bekerjasama dengan Kedai Yatim, kesamaan visi yaitu mimpi ingin membantu delegasi tiga kaum atau kami sebut ‘detik’ tersebut, membuat sinergi ini terjadi,†jelasnya, saat membuka launching gerai Kedai Yatim ACT di Ciputat Timur, Sabtu (27/2).
Presiden ACT, Ahyudin, dalam sambutannnya mengatakan, bahwa pahala yang tidak ada batasnya adalah sedekah, bangsa ini bukan bangsa yang pelit, tapi bangsa yang peduli. Menurutnya jaman sekarang kebiasaan bersedekah, harus dilakukan disetiap momentum, termasuk dalam aktivitas berbelanja.
“Setiap tempat adalah tempat bersedekah, termasuk rutinitas kita dalam berbelanja, nah kita tentunya ingin belanja kita bernilai ibadah. Kedai Yatim ada, untuk memfasilitasi masyarakat berbelanja dengan nilai plus, yaitu ibadah. Sesuai dengan mottonya: ‘Belanja anda, sedekah anda’â€jelas Ahyudin.
Dengan berdirinya Kedai Yatim ini anak-anak dhuafa, anak-anak yatim dan anak-anak cacat, mempunyai solusi, mereka bisa mendapatkan yang lebih regular dari kebutuhan kedepan.
Ibnu Khajar, Vice President-ACT, yang juga sebagai Koordinator Program, mengungkapkan ACT melalui Kedai Yatim mencoba menyampaikan kepada masyarakat, bahwa membantu mereka tidak harus mengalokasikan secara khusus. Masyarakat tinggal memindahkan saja pola belanjanya ke gerai Kedai Yatim. Maka sebenarnya apa yang masyarakat inginkan, tentang pemberdayaan anak yatim, tentang anak-anak cacat diberikan solusi masa depan hidupnya dimulai dari Kedai Yatim ini.
Menurut Ibnu, masyarakat bisa melihat konstribusinya di struk belanjaannya apabila berbelanja di Kedai Yatim, masyarakat bisa mengatur jumlah sedekah yang ingin disedekahkannnya melalui belanjanya.
“Seandainya orang-orang muslim dipindahkan belanjanya ke Kedai Yatim, maka kita tidak akan kebingungan ikut berkonstribusi untuk mereka. Dimana ada Kedai Yatim, menjadi solusi permasalahan 3 katagori tersebut. Yuks, pindahkan belanja kita, ke Kedai Yatim, maka disaat itulah kita sedang memberikan solusinya kepada masyarakat sekitar,â€ajaknya.
Ibnu berharap Kedai Yatim ini bisa menjadi program produktif untuk program wakaf. Sehingga dana wakaf dan sedekah yang dikelola ACT ini bisa memberikan manfaat jangka panjang, tidak hanya sekedar charity semata.
“Kedai Yatim mempunyai banyak manfaat diantaranya: menjadi tempat belanja sekaligus sedekah, menyerep tenaga kerja lokal dan menyerap produk-produk binaan ACT,â€tuturnya.
Produk-produk binaan ACT yang selama ini merasakan kesulitan dalam pemasaran, maka dengan adanya Kedai Yatim bisa terbantukan karena komposisi produk yang diserap Kedai Yatim sangat tinggi dan Kedai Yatim bisa menjadi etalase penjualan dari produk binaan-binaan ACT.
Kedai Yatim saat ini sudah mempunyai 7 gerai di daerah Tangerang. ACT bersama Tim Kedai Yatim, menargetkan dalam 2 sampai 3 tahun kedepan sekitar 500 gerai Kedai Yatim di beberapa titik di daerah Jakarta Bogor Depok, Tangerang, Bekasi/Jabodetabek sudah berdiri.
“Setelah target di Jabodetabek terpenuhi, kita akan terus merambah ke daerah lainnnya di Indonesia, seperti di daerah Banten, Jawa Barat, Sumatera Barat dan daerah lainnya,insyaAllah,â€ujar Ibnu penuh optimis.
Ibnu Berharap program ini dimiliki masyarakat, karena Kedai Yatim merupakan saluran masyarakat bersedekah, berwakaf serta sebagai media pilantrhopy publik.
(Arp)