KedaiPena.Com – Pengerjaan proyek yang sarat dengan kecelakaan menjadikan proyek infrastruktur yang sedang digarap pemerintak tak ubahnya proyek Kerja Rodi di zaman kolonial Belanda atau Romusha di era penjajahan Jepang.
Demikian dikatakan oleh Anggota Komisi V DPR RI, Nizar Zahro saat menanggapi kecelakaan pengerjaan proyek Becakayu yang terjadi pagi. Proyek tersebut menelan hingga 7 korban jiwa.
“Nyawa rakyat sama-sama dihargai dengan murah karena yang terpenting proyek harus selesai sesusai target. Bila di era kolonial, bila ada pekerja yang lambat maka akan dihukum cambuk,” ujar Nizar dalam perbincangan dengan KedaiPena.Com, Rabu (21/2/2018).
“Sementara di era sekarang, pekerja yang terkesan lambat bisa terancam dipecat,” sambung Nizar.
Nizar juga menuturkan, kerja di bawah tekanan super berat itulah yang menjadikan pekerja kehilangan kemampuan terbaiknya sehingga menghasilkan proyek infrastruktur berlabel asal jadi.
“Bagi para pekerja yang sedang menggarap proyek diharapkan kewaspadaannya, jangan sampai menjadi korban yang berikutnya. Para masyarakat yang melintas atau sedang mamakai proyek infrastruktur juga harus hati-hati,” imbuh Nizar.
“Pemerintah sebagai penanggung jawab proyek, bukalah hati nurani Anda, sudah banyak korban berjatuhan. Hentikanlah ambisi yang kalap tersebut,” tandas politikus Gerindra ini.
Diketahui, kembali lagi terjadi kecelakaan pada proyek infrastruktur yang sedang digarap pemerintahan Jokowi. Teranyar, kecelakaan terjadi pada tiang grider Tol Becakayu yang ambruk pada Selasa dini hari (20/2/2018).
Dilaporkan ada 7 orang pekerja yang menjadi korban. Ketujuh korban tersebut saat ini dalam keadaan kritis di RS UKI Jakarta Timur.
Bukan kali ini saja terjadi kecelakaan pada proyek infrastruktur. Ini sudah yang kesekian kalinya dari rentetan kecelakaan yang pernah terjadi. Dan setiap kecelakaan selalu saja para pekerja rendahan yang menjadi korban.
Dalam bulan ini saja sudah banyak terjadi kecelakaan. Pertama, ambruknya tiang pancang Tol Becakayu, yang mengakibatkan 7 pekerja kritis, (20/2/2018).
Kedua, ambruknya dinding di Perimeter Bandara Soekarno Hatta sesaat setelah dilewati Kereta Bandara, dan mengakibatkan 1 orang pelintas tewas serta 1 orang kritis, (5/2/2018).
Dan ketiga, jatuhnya crane pada proyek double-double track di Jatinegara Jakarta Timur dan mengakibatkan 4 pekerja tewas, (4/2/2018).
Laporan: Muhammad Hafidh