KedaiPena.Com – Target pembangunan infrastruktur pemerintah yang dipaksakan disinyalir menjadi biang dari marak kecelakaan pada proyek-proyek tersebut.
Demikian dikatakan oleh Wakil Ketua Komisi XI DPR RI Achmad Hafisz Thohir saat menanggapi kecelakaan pengerjaan tol Becakayu yang ambrol pagi tadi dan menyebabkan tujuh pekerja terluka.
Diketahui, kecelakaan dalam pengerjaan tol Becakayu sendiri menambah panjang daftar kecelakaan yang terjadi pada proyek infrastruktur Pemeritahan Jokowi.
“Target pembangunan yang dipaksakan juga sedikit banyak menjadi salah satu faktor diabaikannya berbagai aturan oleh BUMN konstruksi itu,” ujar Hafisz dalam pesan singkat kepada wartawan, Selasa (20/2/2018).
“Ditambah lagi longgarnya sistem pengawasan didalam proyek itu,” tambah politikus PAN ini.
Hafisz juga menilai bahwa tidak adanya pengawasan yang kredibel disebabkan karena proyek tersebut terlalu dikejar tayang atau setoran.
“Kejar setoran itu bisa-bisa mengabaikan kualitas. Meskipun, efisien anggaran namun kualitas tetap harus nomor 1, baru bicara waktu setelah itu baru bicara harga,” ujarnya.
Hafisz menegaskan, akibat banyaknya insiden kecelakaan dalam proyek-proyek pemerintah tersebut ada kerugian yang harus ditanggung negara dan rakyat akhirnya.
“Negara alias rakyat juga yang rugi ujung-ujungnya,” beber pria yang pernah menjabat sebagai pimpinan di Komisi BUMN DPR RI ini.
Khusus kasus Becakayu sendiri, Hafisz berharap agar, pemerintah dapat memberikan sanksi tegas kepada Waskita Karya (Persero) TBK selalu pemegang kontraktor proyek-proyek tersebut.
Tidak hanya itu, Hafisz pun berharap, agar koleganya di Komisi VI DPR dapat berani menolak setiap anggaran yang diajukan atau diminta PT Waskita Karya.
“Karena ini menyangkut proyek prestisius pemerintah yang sebagian menggunakan APBN,” pungkas Hafisz.
Diketahui, pada Selasa (20/2/2018) dini hari, cetakan beton milik BUMN PT Waskita Karya yang tengah mengerjakan proyek tol Becakayu ambrol dan menyebabkan tujuh pekerja terluka
Laporan: Muhammad Hafidh