KedaiPena.Com – Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Arief Poyuono mengatakan, keadaan ekonomi global yang masih mengalami krisis dan tidak menguntungkan bagi pemerintahan Joko Widodo dalam merealisasikan pembangunan proyek infrastruktur.
“Pada akhirnya proyek hanya akan berada pada taraf ‘ground breaking’ karena proyek akan mangkrak. Sebab, akan berusaha mencari pendanaannya,” beber Arief kepada KedaiPena.Com, Rabu (3/5).
Selain itu, Arief juga menyoroti, nasib di sektor indutri manufakturing dalam dua tahun terakhir banyak bangkrut dan berimbas pada PHK dimana-mana terhadap buruh.
“Bangkrutnya industri manufaktur tidak lepas dari kebijakan Joko Widodo yang menaikan tarif dasar listrik dan harga BBM serta kegagalan pemerintah dalam melindungi Industri nasional Indonesia terhadap serangan produk produk impor dari Cina,” jelas Arief.
Sementara itu, kata Arief, investasi yang dijanjikan dari RRC (Republik Rakyat Cina) pun mengharuskan Indonesia mengizinkan pengunaan tenaga kerja dari negara itu tanpa ada batasan jumlahnya dan ‘job description’ yang diperbolehkan.
“Hari Buruh selalu menjadi sebuah Hari untuk meneriakkan tuntutan kenaikan upah Buruh dan penghapusan sistem kerja ‘outsourcing’ yang banyak merugikan tingkat kesejahteraan Buruh,” jelas Arif.
“Tapi sebaiknya mulai hari ini harus kita teriakkan selamatkan industri nasional dari kebangkrutan, tolak TKA (Tenaga Kerja Asing) sebagai kompensasi investasi dari Cina di Indonesia,” beber Arief.
Tak hanya itu, lanjut dia, buruh tani dan nelayan juga berdampak dengan kebijakan Presiden Jokowi dan menyebabkan mereka makin jauh dari kesejahteraannya.
“Ini akibat kegagalan Presiden Joko Widodo dalam menciptakan swasembada pangan yang berakibat pada serbuan impor pangan yang jumlahnya hampir ratusan triliun,” tutur Arief.
“Sehingga meyebabkan buruh tani dan nelayan tidak menikmati pendapatan yang sejahtera,” tandas Ketua Serikat Pekerja BUMN bersatu ini.
Seperti diketahui, percepatan pembangunan terus dilakukan oleh pemerintah Joko Widodo untuk menaikan pertumbuhan ekonomi.
Salah satu starategi utama dari Joko Wirodo adalah pembangunan proyek infrastruktur hingga Ro5000 triliun nilainya, pendanaan pembangunan proyek infrastruktur digunakan sebagaian kecil dari APBN Dan partisipasi investor lokal maupun dari luar negeri.
Laporan: Muhammad Hafidh