KedaiPena.com – Beberapa hari ini khalayak ramai dikejutkan dengan sebuah kejadian yang mengherankan. Di Boyolali, para peternak dan penghasil susu membuang susu hasil perahan mereka. Bahkan sebagian diantaranya digunakan untuk mandi. Tentu saja ini adalah bentuk demonstrasi kekecewaan mereka terhadap kebijakan yang dianggap merugikan mereka, yaitu pembatasan kuota susu yang masuk ke pabrik atau Industri Pengolahan Susu (IPS).
Bahkan Menteri Budi Arie sudah membenarkan tentang tingginya impor susu sapi ke tanah air dari Australia dan Selandia Baru dan juga bea masuk 0 persen untuk susu impor yang menyebabkan susu impor juga 5 persen lebih murah daripada susu lokal.
Plt Ketua Pengurus Harian YLKI, Indah Sukmaningsih menyampaikan ada beberapa kritik terkait kebijakan pembatasan kuota susu yang masuk ke pabrik atau Industri Pengolahan Susu (IPS).
“Menteri Koperasi terlihat kurang memahami Asta Cita Presiden Prabowo Subianto. Terlihat dengan kebijakan bea masuk 0 persen dan pembatasan kuota susu lokal, nampak cenderung lebih mendukung para pengusaha importir dibanding produsen susu lokal,” kata Indah dalam keterangan tertulisnya, Jumat (15/11/2024).
Ia menyampaikan, jika Menteri Koperasi mempertahankan kebijakan ini, seakan-akan hanya menjadi makelar susu dan tidak berdiri diatas jabatannya.
“Dengan kebijakan yang timpang ini, para peternak susu hanya diarahkan pemerintah untuk berproduksi saja tanpa memikirkan pasarnya, karena harga susu impor yang lebih murah,” ungkapnya.
Oleh karena itu, ia menyatakan, YLKI meminta pemerintah khususnya Kementerian Koperasi untuk meninjau ulang dan mengevaluasi segera kebijakan pembatasan kuota susu lokal dan juga bea masuk 0 persen susu impor.
“Langkah itu perlu dilakukan guna mendukung produksi susu lokal serta penyerapannya oleh industri susu nasional,” pungkasnya.
Laporan: Ranny Supusepa