KedaiPena.Com – Kebijakan impor pangan khususnya beras disinyalir mematikan sejumlah potensi untuk mendiversifikasi pangan. Hal tersebut, lantaran beras olahan padi terlalu dominan menjadi prioritas.
Demikian disampaikan oleh Peneliti Indef Rizal Taufikurrahman kepada wartawan sesuai diskusi di kantor pusat Indef, Pejaten, Jakarta Selatan, Rabu, (18/4/2018).
“Karena beras ini secara dominan maka pangan kaitan beras (padi) menjadi prioritas. Padahal misalnya ada sagu sebagai alternatif memang sebaiknya ada gerakan untuk diversifikasi pangan,” ujar Rizal.
Namun demikian, lanjut Eko, memang ada problem besar untuk mendiversifikasi pangan. Misalnya, pola konsumsi masyarakat sudah banyak berubah.
“Dulu orang Madura memakan pangan jagung tapi sudah berubah. Kemudian di daerah Sulawesi juga demikian. Sekarang sudah berubah, ke beras. Kalau pun masih ada sangat kecil,” imbuh Rizal.
Dengan kondisi demikian, Eko menyarankan, agar sebaiknya pemerintah ke depan tidak hanya sekedar memikirkan soal olahan beras padi saja. Pemerintah harus berupaya untuk mencari alternatif pangan lain selain padi.
“Sebenarnya, harus ada upaya kesitu supaya Pemerintahan tidak memikirkan soal beras (padi) saja. Padahal sumber daya lokal kita banyak,” tandas Rizal.
Laporan: Muhammad Hafidh