KedaiPena.Com – Matahari bersinar terik siang itu, menerangi wajah-wajah sumringah Perempuan Berkebaya Indonesia (PBI) yang berbaris rapi di depan gedung Bangkok Art Culture Center (BACC). Mereka akan membawakan dua tarian di hadapan ratusan orang yang berlalu lalang di pusat kota Bangkok tersebut.
Tarian pertama berjudul Geyol Dhenok, dilanjut Wulan Merindukan Cinday, yang ditampilkan 25 penari mendapat sambutan luar biasa dari para pejalan kaki yang melintas. Mereka berhenti untuk memotret, merekam atau sekedar menyaksikan gerakan para penari. Beberapa di antara mereka malah memohon ijin untuk ikut menari di barisan walaupun gerakannya tidak seragam.
“Saya pernah ke Indonesia dan berkali-kali melihat tarian disana. Saya selalu tertarik untuk ikut serta, tapi baru kali ini memberanikan diri bergabung untuk ikut menari,” kata Janet, warga Jerman yang sedang melintas disana. Sebelumnya dia pernah berkunjung ke Bali dan ke Yogyakarta.
Ternyata suara musik dan warna-warni kebaya penari membuat para pejalan kaki di sekitar Mahboonkrong (MBK), mal besar disana, memberhentikan langkah untuk menikmati pemandangan di hadapan mereka. Pertunjukan yang berlangsung selama 20 menit tersebut diakhiri dengan foto bersama para Perempuan Berkebaya Indonesia dan bincang-bincang soal kebaya.
Sebelum di BACC, rombongan PBI juga menari di depan King Palace Bangkok, disaksikan para pengunjung yang berasal dari berbagai negara seperti Jepang, Korea, Kanada, Amerika, Jerman dan Kroasia. Usai menari, para penonton langsung meminta foto bersama disamping berbincang-bincang tentang kebaya dan tarian yang ditampilkan.
“Teriknya matahari tidak menyurutkan semangat kami untuk menari disini. Apalagi mengingat reaksi orang-orang yang langsung menghentikan perjalanan mereka saat kami turun bus, dan langsung meminta ijin foto bersama,” kata Indah Wahyu Winarni, seraya menambahkan betapa terharunya mereka mendapat sambutan yang luar biasa dari masyarakat dan turis Bangkok.
Usai tarian pertama, sepasang turis dari Los Angeles mendatangi Indah dan mengajukan beberapa pertanyaan soal tarian yang dibawakan serta kebaya yang dikenakan. Dari obrolan itu Indah dan kawan-kawan tahu bahwa mereka belum pernah ke Indonesia tapi akrab dengan namanya karena Pak Jokowi berkali-kali jadi berita dunia.
“Yang penting, di akhir obrolan mereka mengatakan sangat tertarik dengan kebaya yang kami pakai dan akan berkunjung ke Indonesia. Very nice dancing with very nice clothes. So beautiful,” ujar mereka seperti ditirukan Indah.
Sementara itu Ketua PBI Yogyakarta, Tinuk Suhartini menyatakan keharuannya melihat reaksi para penonton. Latihan intensif yang dilakukan para anggota PBI yang juga bergabung di grup tari Roro Beras Kencur, sungguh tidak sia-sia.
“Banyak di antara kami yang belum pernah ke luar negeri. Pengalaman pertama ke negara lain sungguh membuat kami merasa bahwa budaya kita, baik tarian maupun busana nya, sungguh luar biasa,” kata Tinuk.
Hal senada disampaikan Dwiyanti Listyorini yang mengkoordinir perjalanan 35 perempuan berkebaya tersebut. Menurutnya, pengurusan ijin untuk tampil di area publik tersebut relatif mudah ketika disampaikan bahwa tujuan utamanya adalah memperkenalkan kebaya kepada dunia melalui kegiatan budaya seperti tarian dan bermain alat musik angklung.
“Tujuan kami ke Bangkok memang menunjukkan pada dunia bahwa perempuan Indonesia punya busana warisan leluhur yang bernama kebaya. Mudah-mudahan misi ini membawa hasil yang positif dalam memperkenalkan kebaya ke dunia,” ujar Yanti.
Laporan: Muhammad Lutfi