KedaiPena.Com – Anggota Komisi Keuangan DPR RI, Heri Gunawan mengatakan, bahwa Menteri Keuangan Sri Mulyani (SMI) harus berhati-hati dalam mengeluarkan kebijakan serta penyataan.
Sebab, jika tidak, maka ingatan publik akan semakin kuat bahwa ia adalah agen neolib, yang dimana itu tidak cocok dengan cita-cita Trisakti, yang dicanangkan oleh pemerintah.
“Masih lekat dalam ingatan publik tentang Sri Mulyani karena kedekatannya dengan Bank Dunia dan IMF yang disebut-sebut telah menyelamatkan dirinya dari jeratan kasus mega korupsi Bank Century yang merugikan negara hampir Rp6,7 triliun dan menjadikan dirinya sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia pada 2010,” kata Heri kepada KedaiPena.Com, Rabu (26/4).
“Lalu juga program pinjaman terhadap proyek Pintar (Project for Indonesia Tax Administration Reform) sebesar 145 juta USD. Di mana 128 Juta USD diperoleh dari pinjaman atau utang dari Bank Dunia, dan 17 Juta USD dari APBN sbagai alokasi dana cadangan. Namun hingga kini, proyek Pintar tersebut tidak jelas prosesnya,” sambung Heri.
Selain itu, kata Heri, SMI pun belum dapat membuktikan perbaikan ekonomi yang siginifikan bagi Indonesia. Sebab, ia belum bisa melepaskan pengelolaan fiskal dari utang.
“Yang berarti itu sama saja saat ia belum menjabat, karena utang tidak menyehatkan. Menempuh jalan berutang adalah ancaman terjadinya guncangan keuangan. Kasarnya, pemerintah gali lubang untuk tutup lobang,” tandas politikus Partai Gerindra ini.
Sekedar Informasi, Menteri Keuangan, Sri Mulyani di kuliah umum di Kampus STAN, menyebutkan dalam pidatonya bahwa satu orang warga negara Indonesia menanggung utang negara masing-masing sebesar Rp13 juta.
Laporan: Muhammad Hafidh