KedaiPena.Com – Kerusuhan pecah di Rempang, Kota Batam, Kepulauan Riau pada Kamis (6/8/2023) siang.
Petugas gabungan dari Polri, TNI, Ditpam Badan Pengusahaan (BP) Batam, dan Satpol PP terlibat bentrok dengan warga Rempang.
Bentrok terjadi saat pengukuran untuk pengembangan kawasan tersebut oleh Badan Pengusahaan (BP) Batam.
Ahli Energi dan Kebijakan Publik, DR. Ali Herman mengatakan, jika Kawasan Rempang akan dijadikan kawasan Eco City berskala nasional dan internasional dengan investasi besar, maka kajian dan ‘feasibility study’-nya harus teliti dan komprehensif.
“Kajiannya harus diekspose secara terbuka dn melibatkan masyarakat, jauh-jauh hari. Prosesnya harus mengikuti tatanan bernegara,” kata Ali Herman dalam keterangan yang diterima redaksi, Jumat (8/9/2023).
Kalau ‘feasibility study’ dan kajian ekonomi sosialnya sudah sudah disepakati seluruh ‘stakeholder’, maka tidak ada alasan untuk dihalangi. Rakyat pasti akan menerima.
“Sehingga alasan pemerintah bukan karena ada investasi China, tapi karena ada pembangunan yang menguntungkan rakyat,” ujar dia.
Yang terjadi di Rempang, sambung dia adalah investasi China yang ingin bangun hilirisasi pasir silika untuk membuat Panel Surya.
“Mereka minta lahan di Rempang 17.000 Ha lengkap dengan kawasan hunian dan komersial. Kemudian penduduk lokal yang katanya asli daerah, digusur. Kira kira gitu gambaran masalahnya.
Sebelumnya dikabarkan, berdasarkan rekaman video yang beredar dari lokasi kejadian di Pulau Rempang, beberapa warga terlihat terluka.
Sementara petugas keamanan terlihat menangkap beberapa warga. Hingga malam, situasi sudah kembali normal.
Kapolda Kepulauan Riau Irjen Tabana Bangun memastikan situasi sudah kondusif setelah warga memilih pulang usai terlibat bentrok.
Sementara itu petugas gabungan tetap melakukan pengukuran lahan untuk pengembangan proyek Rempang Eco City.
“Kegiatan sudah selesai. Karena masyarakat sudah memahami tentang kegiatan ini dan kembali ke rumah dengan baik dan personel akan istirahat kembali ke satuan masing-masing,” kata Tabana saat meninjau ke lokasi pengukuran, Kamis (6/9/2023) malam.
Tabana menilai pengamanan yang dilakukan oleh aparat gabungan sudah sesuai dengan prosedur.
Ia menyebut sebelum pengukuran dimulai sudah dilakukan sosialisasi dan imbauan kepada masyarakat terkait pengembangan pulau tersebut.
Laporan: Muhammad Rafik