JOKOWI pusing. Bagaimana tidak pusing karena skandal ini multi dimensi baik keuangan, politik, maupun hukum. Salah mengantisipasi maka Jokowi bisa jatuh dari kursi. Seriuskah?
Menurut Menkeu, kasus Jiwasraya yang senilai Rp13,7 triliun ini besar dan berat.
Menkeu yang “orang Amerika” dan sedang bermain di “kubangan Cina” pasti paham dampak dan pengaruh globalnya.
Sekelas OJK yang menjadi pengawas ikut ikutan mencari solusi. Betapa serius.
Dubes Korea Selatan Kim Chang Beom minta Jiwasraya dibereskan, sebab 470 warganya menjadi korban gagal bayar.
Jokowi yang biasa melepas tanggungjawab “bukan urusan saya” sekarang terpaksa menerima konsekuensi “ini urusan saya”.
Ada keterlibatan Tenaga Ahli Utama Staf Khusus Kepresidenan Harry Prasetyo. Mantan Direktur Keuangan dua periode PT Jiwasraya yang menjadi kunci kejeblosnya Jiwasraya pada “saham gorengan”.
Watimpres baru “Taipan” Dato Sri Tahir Owner Mayapada Group mulai terlibat dalam akuisisi PT Hanson International (MYRX) milik Benny Tjokrosaputro dan PT RIMO Internasional Lestari (RIMO) milik Teddy Tjokrosaputro.
Kedua pengusaha keturunan ini mendapat gelontoran investasi dari Dirkeu Jiwasraya dengan skim surat hutang jangka menengah. Telah tersiar tahap pencekalan dalam proses penyidikan Kejaksaan Agung.
Nah rupanya uang dan orang berputar di sekitar Jokowi. Pantas dan wajar ada dugaan jebolnya dana Jiwasraya ada kaitan dengan Dana Pilpres 2019 pasangan Jokowi-Ma’ruf yang Ketua Timsesnya tak lain adalah Erick Thohir Menteri BUMN.
Sebelumnya ada saham PT Jiwasraya juga yang ditanam di perusahaan Erick yaitu PT Mahaka Media Tbk (ABBA).
Holding BUMN Asuransi jadi solusi. Tapi keraguan pada tingkat kesehatan BUMN Asuransi yang ada menyebabkan penyelesaian akan berskema “menyelesaikan masalah dengan masalah”.
Mengingat cerita masih panjang maka Erick Thohir, Sri Mulyani, dan tentu saja Jokowi seperti sedang berputar putar di “tong setan” (‘wall of death’) yang jika tak memicu dan mengendalikan kendaraan dengan baik dipastikan akan jatuh. Kini masih oleng-oleng saja.
Selamat berjibaku ‘Mr President’. Jabatan Presiden rasanya tidak termasuk yang diasuransikan. Karenanya risiko harus ditanggung sendiri. Buktikan tidak ada korupsi kolusi dan nepotisme dalam skandal Jiwasraya.
Rakyat hanya bisa jengkel karena duit negara dirampok lagi. Negara perampok.
Oleh M Rizal Fadillah, Pemerhati Politik, Tinggal di Bandung