KedaiPena.Com – Konservasionis Sahat Panggabean mengatakan, bahwa setiap bentuk konservasi yang dilakukan di taman nasional semestinya bisa turut melibatkan masyarakat.
Demikian dikatakan olehnya, saat memberikan solusi agar tidak kembali terjadinya pencurian cacing sonari dan perusakan hutan seperti yang dilakukan oleh Didin di Taman Nasional Gunung Gede Panggrango (TNGGP).
“Konservasi itu harusnya juga melibatkan masyarakat, keterlibatannya macam-macam bisa menjaga ekosistem dan atau keterlibatkan ekonomi. Nah harusnya dengan kasus ini seharusnya pihak TNGGP bisa mulai mengkondisikan keterlibatan ekonomi bagi masyarakat sekitar,” papar Sahat kepada KedaiPena.Com, Selasa (16/5).
“Apa mereka yakin dengan ditangkapnya Didin akan bisa menghentikan pencurian lainnya? Menurut saya akan berbeda jika pihak taman nasional dan KLHK melakukan pemberdayaan dengan budidaya karena akan bisa meningkatkan ekonomi masyarakat sehingga mungkin pencurian tidak kembali terjadi,” sambung Sahat.
Oleh karena itu, kata Sahat, pihak TNGGP dan KLHK harusnya mulai berfikir terbuka untuk melakukan budidaya. Karena, ada kehidupan masyarakat yang harusnya juga difikirkan oleh mereka.
“Cacing ini gampang kok sebenarnya kalau dibudidaya, kenapa harus di buat ribet? Kan belum tentu biaya budidaya ya mahal. Karena cacing ini makannya tidak ribet, hanya sampah-sampah dan daun. Apakah selama ini kita pernah medengar cacing memiliki makanan khusus, kan tidak,” tegas Sahat.
“Saya rasa akan sukses bila di budidayakan sekali pun tidak di daerah penyangga. Karena, di Amerika saja, banyak binatang yang konservasi ya dilakukan di daerah yang bukan habitatnya dan berhasil, apalagi di daerah asli habitatnya. Walaupun mungkin agak lama pertumbuhan nya tidak seperti di atas. Tapi itu kan hanya masalah manajemen ekonomi saja,” pungkas Sahat yang juga Asisten Deputi Lingkungan Kemenko Kemaritiman.
Laporan: Muhammad Hafidh