KedaiPena.com – Ditangkapnya Andi Pangerang Hasanudin, salah satu peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), menimbulkan pertanyaan tentang makna dari lembaga ini dan kualitas para jajaran periset-nya.
Direktur P3S, Jerry Massie menyatakan agak mencengangkan BRIN diisi oleh oknum yang tak beradab, tak bijak dan cerdas. Bukannya membuat riset dan kajian tapi menghina organisasi yang sangat disegani, Muhammadiyah.
“Kata-kata kasar dan tak beretika yang dilontarkan peneliti BRIN memberikan gambaran buruk terhadap lembaga riset. Oknum AP ini digaji negara dan difasilitasi negara. Yang saya mau tanyakan apa riset yang sudah dibuatnya. Kalau tak ada maka sia-sia lembaga negara ini membayarnya? Apa disiplin ilmunya? Atau ada peneliti lain barangkali seperti AP ini,” kata Jerry, Rabu (3/5/2023).
Ia menyatakan seyogianya lembaga BRIN ada orang-orang cerdas seperti mendiang presiden RI BJ Habibie.
“Kan ada banyak putra-putri terbaik bangsa yang layak duduk di BRIN. Untuk Fit and Proper Test harus objektif dan realistis. Jangan sembarangan mengangkat peneliti BRIN. Harus ada SOP dan standar bagi seorang anggota BRIN,” tuturnya.
Jerry bahkan menduga bahwa oknum AP ini adalah koboi dan preman yang ditarik BRIN.
“Saya sarankan kalau tak ada anggota BRIN yang memiliki kajian dan riset dan penelitian mending dinonaktifkan saja,” tuturnya lagi.
Ia menyebutkan dirinya jarang mendengar publikasi penemuan fantastis BRIN, yang memiliki manfaat untuk kesejahteraan dan kepentingan bangsa.
“Padahal anggaran riset dan inovasi 2023, anggaran BRIN 2023 sebesar Rp6,388 triliun. Selain dana APBN, BRIN saat ini juga mengelola layanan program riset dengan sumber dari “imbal hasil” dana abadi riset Rp1 triliun,” kata Jerry lebih lanjut.
Jerry menyebutkan Indonesia memiliki banyak pakar atau ahli dalam berbagai disiplin ilmu, baik yang Ada di dalam maupun luar negeri.
“Mereka itu lah yang perlu direkrut,” tandasnya.
Indonesia, lanjutnya, memiliki deretan para ahli dan pakar yang kualitasnya diakui hingga taraf internasional.
Contohnya, Muhammad Nurhuda, penemu kompor ramah lingkungan. Dosen Fakultas MIPA Universitas Brawijaya juga mengembangkan Rancang Bangun Pilot Plan Gasifikasi Sampah Menjadi Syngas untuk Alternatif Pembangkit Energi Listrik yang Ramah Lingkungan, menghasilkan limbah di bawah batas minimum yang telah ditetapkan WHO.
Selanjutnya, ada Tjokorda Raka Sukawati yang merupakan penemu konstruksi Sosrobahu atau Landasan Putar Bebas Hambatan (LPBH).
“Ini adalah sistem yang dapat memudahkan pembangunan jalan layanan tanpa mengganggu arus lalu lintas.Temuannya itu telah diaplikasikan oleh insinyur Amerika Serikat (AS) saat membangun jembatan di Seattle,” ujarnya.
Ada juga nama Warsito P. Taruno yang menemukan alat terapi kanker, yang berawal dari keinginannya untuk membantu kakaknya yang mengidap kanker payudara stadium IV. Berikutnya dia menciptakan alat terapi kanker Electro-Capacitive Cancer Therapy (ECCT).
“Ada juga yang dipecat. Prof Dr Zaenal Mutaqqin, ahli bedah saraf terbaik Indonesia yang diakui dunia, tapi dirinya dipecat di RS Kariadi,” pungkasnya.
Laporan: Ranny Supusepa