KedaiPena.Com- Kepala Bagian Humas Kementerian Kelautan Perikanan (KKP) Desri Yanti mengungkapkan, alasan tenaga Ahli Utama Kantor Staf Kepresidenan (KSP), Ali Mochtar Ngabalin disebut bisa ikut dalam perjalanan ke Hawai, Amerika Serikat, bersama mentan Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo.
Saat bersaksi dalam sidang perkara suap izin ekspor benih lobster atau benur dengan terdakwa Direktur PT Dua Putera Perkasa Pratama (PT DPP), Suharjito, Yanti mengatakan, jika Ngabalin masuk daftar petinggi KKP.
Mulanya, Desri menjelaskan perihal agenda perjalanan Edhy Prabowo bersama petinggi KKP ke Hawai. Hingga dalam penjelasan itu menyinggung soal Ali Mochtar Ngabalin yang mengalami kendala saat berpindah hotel.
“Pada saat hasil PCR yang didapat dari Los Angeles (LA) ini kan sudah last minute jadi sambil PCR hasil keluar siang, kami sudah ke bandara. Kemudian dibantu pihak KBRI untuk mendaftarkan online ternyata sepertinya ada yang tidak terverivikasi dengan baik sehingga aplikasi untuk travelnya tidak muncul barcode,” kata Desri di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Rabu (17/3/2021).
“Nah barcodenya ini yang kemudian diminta oleh pihak hotel. Ada dua orang delegasi yaitu pak Slamet dan pak Ngabalin yang tidak punya,” sambung Desri.
Mendegar pernyataan itu, hakim ketua Albertus Usada memastikan dua nama yang disebut oleh Desri. Tujuannya, agar tidak ada kesalahan persepsi dalam pemeriksan di persidangan.
“Slamet siapa?” tanya hakim.
“Slamet Sugiarto Direktur Jenderal Perikanan Budidaya,” jawab Desri.
“Terus Ngabalin itu siapa?” kata hakim kembali melontarkan pertanyaan.
“Kalau itu pak Muchtar Ngabalin pak,” jelas Desri.
Lantas, Albertus kembali melontarkan kapasitas Ali Mochtar Ngabalin ikut dalam perjalanan itu. Desri pun menjawab jika Ngabalin juga memiliki posisi di KKP.
“Beliau sebagai Penasehat Komisi Pemangku Kepentingan Publik,” kata Desri.
Dalam perkara ini, Suharjito didakwa menyuap Menteri Keluatan dan Perikanan Edhy Prabowo. Jaksa penuntut umum pada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengatakan Suharjito menyuap Edhy sebesar USD 103 ribu dan Rp 706 juta.
Suharjito menyuap Edhy Prabowo melalui Safri dan Andreau Misanta Pribadi selaku staf khusus Menteri Kelautan dan Perikanan (KP), Amiril Mukminin selaku sekretaris pribadi Edhy Prabowo, Ainul Faqih selaku staf pribadi Iis Rosita Dewi sebagai anggota DPR sekaligus istri Edhy Prabowo, dan Siswandi Pranoto Loe selaku Komisaris PT. Perishable Logistics Indonesia (PT. PLI) sekaligus Pendiri PT. Aero Citra Kargo (PT. ACK).
Jaksa menyebut, pemberian suap yang diberikan Suharjito kepada Edhy melalui lima orang itu dengan tujuan agar Edhy Prabowo mempercepat persetujuan perizinan ekspor benih lobster atau benur di KKP tahun anggaran 2020. Menurut Jaksa, uang tersebut diperuntukkan untuk kepentingan Edhy Prabowo dan istrinya, Iis Rosita Dewi.
Laporan: Muhammad Lutfi