KedaiPena.Com- Masa kampanye Pilpres dan Pemilu 2024 telah berjalan hampir dua pekan. Para capres-cawapres dan caleg di Pemilu 2024 mulai berkampanye baik secara langsung bertemu masyarakat atau memasang baliho dan banner.
Akademisi Komunikasi Kajian Budaya dan Media Universitas Bunda Mulia atau UBM Teguh Hidayatul Rachmad menilai, telah terjadi overloud informasi pada masa kampanye Pilpres 2024.
“Yang jadi point of interest disini adalah titik pesan komunikasi yang sudah mengalami overloud informasi,”kata Teguh, Minggu,(10/12/2023).
Teguh juga mengatakan, masyarakat Indonesia saat ini sudah sering melihat poster, iklan dan selebaran yang ditempel di media outdoor. Poster, iklan dan selebaran itu telah merubah jalan menjadi hutan rimba iklan.
“Kampanye seperti inilah yang seharusnya sudah dikurangi oleh capres dan cawapres 2024,” papar Teguh.
Teguh melanjutkan, pesan kampanye politik efektif di era digital yang bisa dilakukan capres-cawapres saat ini menggunakan teknik network society atau masyarakat berjejaring.
“Yang artinya bahwa kampanye politik di era digital dengan memanfaatkan media sosial, platform market place, game online, dan bahkan di virtual world sekaligus metaverse,” ungkap Teguh.
Dengan pesan politik via network society, kata Teguh, akan efektif karena menyebar melalui device masing-masing individu. Teguh mengatakan, pesan tersebut juga dapat disimpan dan dilihat kembali sesuai kebutuhan individu.
“Yang sebetulnya dibutuhkan oleh masyarakat indonesia adalah lebih dari pidato dan debat, yaitu realisasi dan emansipatoris,” papar Teguh.
Teguh menambahkan, kultur masyarakat Indonesia di tahun 2023 juga sudah mulai bergeser ke digital era. Hal ini, lanjut dia, ditandai adanya perpindahan televisi analog digital dan peluncuran satelit indonesia raya atau satria.
“Yakni di enam lokasi yaitu Manokwari, kota Jayapura, kota Ambon, kota Batam, kota Kupang dan kota Banjarbaru,” tandas Teguh.
Laporan: Tim Kedai Pena