KedaiPena.Com – Partai Amanat Nasional (PAN) melalui Sekjen-nya, Eddy Soeparno mengkritisi langkah Komisaris Utama PT Pertamina (Persero), Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang membongkar kebobrokan perusahaan ke publik. Eddy menilai langkah tersebut tidak tepat.
Lantas, kritik tersebut dikritik balik oleh Ketua Ahokers, Kanjeng Pangeran Norman Hadinegoro. Tak terima sekjennya dikritik balik, kader muda PAN, Lutfi Nasution mengatakan, apa yang disampaikan Ketua Ahokers sangat subjektif dan cenderung tendensius.
“Dia tidak mengkaji mekanisme yang berlaku di perusahaan milik BUMN tersebut. Apalagi sampai mengaitkan dengan urusan internal PAN dan menyamakan gaya kepemimpinan seseorang,” kata aktivis Gerakan FKSMJ 1998 ini, secara tertulis kepada wartawan, Rabu (23/9/2020).
Lutfi mengatakan, apa yang disampaikan Eddy, sapaan akrab Eddy Soeparno sudah tepat. Lutfi juga menegaskan, pandangan Eddy sesuai dengan mekanisme internal perusahaan plat merah.
“Kalau Ahok menemukan kebobrokan di Pertamina, gak perlu dipublikasi melalui media dan medsos. Ada mekanisme internal yang mengaturnya, bisa dilakukan melalui rapat Dewan Komisaris atau melalui rapat pemegang saham dengan Kementerian BUMN. Jadi, gak bisa hasil temuan dan hasil rapat dibawa keruang publik,” ujar Lutfi.
“Kalau Ahok merasa sebagai superhero, yang keras dan tegas, benahi Pertamina dengan baik dan benar supaya gak rugi. Memang dengan koar-koar bisa menjadikan Pertamina sehat dan tidak merugi,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Lutfi menyarankan agar, Ketua Ahokers harus lebih jernih dalam menyikapi persoalan, jangan mengedepankan emosional sehingga membabi buta melakukan pembelaan tanpa dasar argumentasi yang kuat.
“Pelajari dulu substansi yang disampaikan, sehingga kita bisa berdialektika untuk mendapatkan solusi yang tepat, bukan sekedar bermanuver dan terkesan memanfaatkan momentum untuk mendongkrak popularitas,” pungkasnya.
Laporan: Sulistyawan