KedaiPena.Com – Pernyataan Kepala Dinas Pendidikan Tapteng Delta Pasaribu yang beberapa waktu lalu menyebut bahwa pihaknya tidak akan membangun sarana pendidikan di Pulau Mursala karena alasan bukanlah daerah pemukiman, dijawab tegas oleh Bupati Tapteng Bakhtiar Ahmad Sibarani.
Usai dilantik secara resmi sebagai Bupati di aula Martabe, lantai II Kantor Gubernur Sumut, jalan Diponegoro Medan, Senin (22/5) Bahktiar mengeluarkan pernyataan yang berbanding terbalik dengan pernyataan Kadisdik Delta.
“Itukan kata dia (Delta Pasaribu-red). Bagi saya, setiap warga negara berhak menerima pendidikan dan perlindungan kesehatan gratis di negara ini,†tegas Bakhtiar.
Sebelumnya, saat disinggung bahwa akses kesehatan dan pendidikan bagi warga yang ada di Pulau Mursala selama ini tidak didapatkan oleh sedikitya 100 Kepala Keluarga (KK) yang bermukim disana, mantan Ketua DPRD Tapteng ini menuturkan ia akan melakukan pemetaan terlebih dahulu dengan memanggil SKPD terkait.
“Hari inikan saya baru dilantik, jadi saya akan petakan dulu hal itu. Dan saya juga akan panggil Kepala Dinas bersangkutan untuk membahas bagaimana solusi dan cara mengatasinya,†sebutnya.
Diberitakan sebelumnya, Kadis Pendidikan Tapteng Delta Pasaribu menilai, bahwa di daerah kepulauan Mursala tidak terdapat pemukiman masyarakat. Karena itu, pihaknya tidak akan membangun sarana pendidikan kepada anak-anak di pulau tersebut.
“Sama kami juga sudah diminta (membangun sarana pendidikan di Mursala), tapi tegas dalam forum ini, Pemkab Tapteng belum mampu membangun pendidikan di daerah non pemukiman, jadi kalau mau disalahkan pemerintah belum mampu, ya betul,†ucap Delta.
Delta beralasan bahwa bukan layanan pendidikan tidak diberikan kepada anak-anak secara menyeluruh termasuk di Pulau Mursala. Tapi, alasan kategori geografis, pelayanan pendidikan itu tidak dapat diberikan.
“Bukan anak-anaknya, lokasi layanan, tertinggal, terpencil, terluar, terpencar. Misalkan di daerah Danau pandan, kategori apa itu? Terluar, adakah layanan pendidikan disitu? Ada, adakah yang tidak tertampung, ada, iya,†jelas Delta.
Sementara itu, saat disinggung apakah ada program yang akan dilakukan pihaknya untuk mendekatkan anak-anak yang belum tersentuh pendidikan misalnya di Pulau Mursala agar mendapatkan akses pendidikan, Delta mengakui itu tidak akan dilakukan, karena itu bukanlah konsep yang sedang dibangun oleh Pemkab Tapteng.
“Sekali lagi konsep pemerintah di Tapteng membangun layanan pendidikan di daerah pemukiman, bukan di daerah gunung, hutan, Tapteng belum seperti itu. Adakah daerah lain yang seperti itu? Ada kalimantan, guru berkunjung ke lokasi, bukan gedungnya dibangun, tapi gurunya,†kata dia.
Ditanyakan apakah pernyataannya tersebut memaksudkan agar masyarakatlah yang mendekatkan diri dengan pemukiman, Delta mengakuinya.
“Pendidikan berharap masyarakat tinggal di daerah pemukiman, ketika pemukiman sudah jelas dibangunlah layanan pendidikan, apa itu, bisa TK, PAUD, SD, bisa SMP,†katanya.
Disebutkan bahwa masyarakat juga punya alasan logis memilih tinggal di daerah-daerah terpencil, yakni diantaranya alasan pekerjaan dan kehidupan, Delta mengaku itu bukanlah urusan pendidikan.
“Soal mereka tinggal di hutan bukan urusan pendidikan, urusan sosial,†ucapnya.
Sementara itu, saat disinggung kembali bahwa sebenarnya di kawasan pulau Mursala dahulunya pernah dibangun sarana pendidikan dimana masyarakat bermukim, Delta mengelak dan mengatakan bahwa masyarakat di Pulau Mursala dan sekitarnya hanyalah penduduk semi nomaden dan tidak menetap secara permanen.
“Dulu ada masyarakat semi nomaden, masyarakat ini konsep awal tinggal disini, tapi ternyata tidak permanen, sepanjang seperti itu, mohon maaf Tapteng belum membangun pendidikan di daerah nomaden. Kondisinya begini, biar kita fair, siswanya kadang ada kadang tidak, kemana masyarakatnya? Ketika orangtua pindah lokasi, anaknya pindah,†katanya.
Kembali diingatkan bahwa di kawasan pulau Mursala dan Sitaban Barat terdapat pemukiman masyarakat, Delta agaknya mengaku tak mengetahuinya. “Saya tidak tahu persis dimananya?†kata dia.
Laporan: Dom