KedaiPena.com – Edukasi terkait lingkungan tak bisa hanya diberikan secara narasi, tapi membutuhkan suatu aksi nyata yang bisa dilihat secara langsung.
Karena itu para pesepeda berinisiasi untuk mengajukan program Sekolah Hijau, sebagai bentuk edukasi cinta lingkungan pada anak usia sekolah.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Pemkot Tangerang Selatan, Deden Deni menyambut baik inisiasi para pesepeda untuk mengembangkan Sekolah Hijau.
“Saya sangat mendukung, karena banyak manfaatnya secara langsung. Jadi, pendidikan karakter iya, terus juga kelestarian alam iya,” kata Deden, ditulis Minggu (27/11/2022).
Ia menyatakan dalam membangun pendidikan karakter juga dituntut mempunyai karakter tanggung jawab kepada kelestarian alam.
“Jadi saya sangat mendukung penuh,” ujarnya tegas.
Ia juga menegaskan bahwa pendidikan luar Ruang, seperti yang dibentuk oleh Sekolah Hijau bisa membentuk karakter tangguh.
“Semua pendidikan bisa membentuk karakter tangguh. Jika dari awal dimasukan hal-hal positif, secara terus menerus, akhirnya menjadi kebiasaan dan keterbiasaan karakter,” ujarnya.
Deden mengharapkan inisiasi para pesepeda terkait Sekolah Hijau, bisa memberikan perbaikan pada lingkungan dan anak didik itu sendiri.
“Mudah-mudahan ada perbaikan lingkungan dan manfaatnya, tidak hanya buat anak sekolah dan lingkungan di sekolah, tapi juga bagi warga dan lingkungan di sekitar sekolah,” ungkapnya.
Ia mengingatkan bahwa jika bukan warga sendiri, siapa lagi yang akan mempedulikan lingkungan di sekitar warga itu.
“Kalau warganya tidak punya keperdulian setiap hujan ya pasti banjir. Mudah-mudahan tidak hanya sebatas jargon, tidak hanya menanamnya juga tapi bagaiman membersihkan sampah, meminimalisir sampahnya, membuang sampah pada tempatnya. Kalau semuanya peduli, tidak akan overload, seperti di Cipeucang,” ungkapnya lagi.
Sekali lagi ia menegaskan, bahwa kepedulian pada lingkungan ini harus disampaikan sejak dini.
Nah itu kembali ke karakternya lagi. Kalau diajarkan dari awal, dari sejak dini diajarkan sampah yang mana organik, yang diolah kembali, mempunyai nilai saya kira tidak akan seperti sekarang ini. Tidak susah jauh-jauh diekspor ke Bogor. Maka harus investasi kepada anak anak muda, siswa siswa di sekolah yang punya karakter yang bagus, peduli kepada lingkungan, tidak ada lagi sampah yang menggunung. Kita susah membuang sampah tapi sebenarnya sampah bisa memberikan manfaat,” pungkasnya.
Laporan: Muhammad Rafik